04/09/13

Pulang Ke kampung Ilahi

Dalam pengalaman hidup sehari-hari diantara peristiwa menggairahkan adalah peristiwa pulang. ketika dulu masih sekolah kalo bunyi bel pulang awal, atau perhatikan ibu-ibu pulang dari shooping pasti senang, apalagi pulang dari jalan-jalan keluar kota selalu menggairahakan dan menyenangkan, yang paling menggairahkan lagi peristiwa mudik: yang di malang pulang ke tuban yang dari tuban kalo ada keluarganya di malang mudik ke malang dan seterusnya intnya semua pulang tu menggairahkan bukan?

Nah, pertanyaannya apkah nanti ketika     kita pulang ke kmapung ilahi yaitu meninggal kita juga memiliki kegairahan seperti itu?

Ini yang menarik seharus nya kita renungkan, karena islam sendiri meninggal itu disebut pulang, innalillahi wa inna ilaihi Rajiun, rasul juga pernah bersabda dunia ini hanya tempat bercocok tanam untuk akhirat atau sebagai tempat singgahan sementara dimana kita pasti akan pulang menuju alam selanjutnya, dunia tmpat bercocok tanam maka seharus meninggal itu harus bergairah dan semangat serta senang sebab peristiwa kematian merupakan panen dari hasil bercocok tanam kita selama di dunia dan pasti menyenagkan seperti pulang dari shoping, mudik, dan seperti peraannya anak-nak pulang dari sekolah nya mau menemui ibunya sharusnya seperti itu, maka bagaimana supaya ini tercapai? 

Maka kita harus memperjelas arah kompas pulang kita dan kepada siapa kita akan pulang dan tidak pula persiapan apa yang kita  bawakan
kesiapan ketiga hal ini akan menghiasi pulang akhir kita nanti menjadi pulang yang menggairahkan,menyenagkan serta menjadi pulan  g yang sangat di idm-idamkan oleh orng banyak yaitu husnul khatimah   menuju syurga ..amin-amin.
 

Kompas kita harus jelas arahnya  seperti jelasnya kompas dari rumah kembali ke rumah dari kos kembali ke kos dan dari al muflihun mudik akan kembali ke al muflihun juga, mka kompas orang mukmin begitu juga, jelas sekali kita dari Allah dan kembali ke Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama :
Asal :
Pekerjaan: