Mata Kuliah : Manaahij Tahdits
DosenPengampu : Ahda bina . Lc, MHI
DisusunOleh :
Muhammad Futaki
Jurusan Syariah
Fakultas Agama Islam
UniversitasMuhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabila'alamin. Kalimat itulah yang membuat air mata saya menetes. Kalimat itu pula yang membuat hati ini berderai gembira karna syukur pada-Nya. Allah adalah sumber kekuatan yang menggerakkan hati dan akal, menggelorakan semangat dalam dada yang sudah lelah terlalu lama.Allah, Dialah segalanya.
Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW, sosok yang selama ini membuat saya kangen. Setiap kali mendengar namanya disebut, ingin sekali saya bertemu dan bertanya tentang kenapa beliau begitu gigih berjuang untuk umat ini. Apa yang menjadi inspirasi amal beliau ?Semoga saya bisa bertemu dengan Nabi Muhammad di jannah-Nya kelak. Amien.
Menyeleseikan Makalah ini adalah sebuah perjuangan yang melelahkan. Bukanlah fisik saja, tapi juga hati dan pikiran. Karena setiap kali saya menulis sebait paragraf, hati kecil saya bertanya, ”Apakah benar seperti itu? ataukah apa yang saya tulis ini sangatlah jauh dari kesempurna'an” karna masalah ini berhubungan langsung dengan hukum, apa lagi yang saya bahas disini masalah yang sering mejadi pembahasan dengan takaran kajian yang sangat dalam dan rinci. Karna saya juga hanya manusia yang pastinya banyak sekali luput serta kekurangan dan kesalahan. Yah paling tidak saya sudah mengerahkan seluruh kemampuan dan ilmu saya untuk menuluis makalah ini, dan paling tidak dengan menulis makalah ini saya bisa menambah pengetahuan saya tentang pembahasan ini. Dan tentunya saya dapat merealisasikan Ilmu yang saya pelajari selama beberapa tahun di pesantren dan diasrama PPUT tercinta ini. dengan tujuan untuk mencari ridlo Allah SWT dan agar tulisan ini menjadi suatu amal jariyah yang pahalanya terus-menerus mengalir.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangatlah jauh dari kesempurna'an, meskipun sudah diupayakan dengan maxsimal. Oleh karena itu kritik dan saran yang dapat memotivasi penulis sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurna'an karya tulis ini.
A. Pengertian Dan Hakekat Kata ”Sayyidina” Kata ”Sayyidina” berasal dari bahasa Arab, merupakan gabungan kata ”Sayyid” (penghulu) dan ”na” dari ”nahnu” berupa kepemilikan (kami/ kita). Bila ada orang yang diberi predikat ”Penghulu”, maka orang tersebut adalah dimuliakan dalam suatu kelompok manusia dan orang yang dijadikan ikutan dan pemimpin dalam segala urusan.
a. Bacaan Sayyidina Dalam ShalatShalat adalah ibadah mahdhah yang bersifat tawqifiy (aturan dan tatacaranya harus mengikuti praktek Rasulullah saw). Manusia tidak diperkenankan untuk menambah bentuk bacaan dan aktivitas apapun yang tidak dicontohkan Rasulullah saw dalam salat. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw telah bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِى أُصَلِّى [رَوَاهُ الْبُخَارِي]
Artinya: “Salatlah sebagaimana kamu sekalian melihat aku salat.” [HR. al-Bukhari]
Sementara itu, tidak ada satu keterangan pun yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah memerintahkan untuk membaca salawat kepadanya dalam salat dengan menambahkan kata “sayyidina”. Hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan bacaan salawat dalam salat antara lain adalah sebagai berikut:
عن أبي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قال قُلْنَا يا رَسُولَ اللَّهِ هذا السَّلَامُ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كما صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إبراهِيْمَ [رواه البخاري]
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudriy, ia berkata: kami mengatakan pada Rasulullah: Ini adalah cara mengucapkan salam kepadamu (dalam salat), tapi bagaimana cara kami membaca salawat kepadamu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah, Allahumma shalli ‘ala Muhammadin abdika wa rasulika kama shallayta ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim”. [HR al-Bukhari]
عن كَعْبِ بن عُجْرَةَ قال قُلْنَا أو قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَرْتَنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ وَأَنْ نُسَلِّمَ عَلَيْكَ فَأَمَّا السَّلَامُ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قال قُولُوا اللهم صَلِّ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ على إبراهيم وَبَارِكْ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ على آلِ إبراهيم إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[رواه مسلم]
Artinya: “Diriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah ia berkata: Kami berkata atau mereka berkata: Wahai Rasulullah, engkau menyuruh kami bersalawat kepadamu dan membaca salam kepadamu. Adapun (bacaan) salam kami telah mengetahuinya, tetapi bagaimana cara kami bersalawat kepadamu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah: “Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama shallayta ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama barakta ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid”.” [HR Muslim]
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ عَنِ النَّبِيِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ [رَوَاهُ الشَافِعِي فِي كِتَابِ الْأُمِّ]
Artinya: “Dari Ka’ab bin Ujrah dari Nabi saw, bahwasanya ketika salat ia mengucapkan: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallayta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim innaka hamidun majid”. [HR asy-Syafii di Kitab al-Umm]
Dengan demikian, menambahkan kata “sayyidina” dalam salat adalah perbuatan yang tidak ada dasarnya sama sekali dan oleh karenanya tidak perlu dilakukan.
Paradigma yang kita hadapi dalam ini lafaz ”Sayyidina” sebelum nama Nabi Muhammad adalah pemahaman-pemahaman yang berkaitan dari maksud dan tujuan dalam mengucapkannya. Pendapat yang membid`ahkannya berdalil pada tidak adanya anjuran Rasulullah dan hadits yang menyatakan setiap perbuatan yang belum ada contoh dari Nabi SAW adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat.
Sedangkan pendapat yang membolehkannya, bahkan dalam mazhab Syafi`i dikatakan afdhal, berkutat pada pemahaman dalil-dalil yang bersifat umum, diantaranya dalam surat Al- A’raf: 157 yang artinya: ”Maka mereka yang beriman pada Nabi, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti Qur’an yang diturunkan kepadanya, mereka itulah yang beruntung mendapat kemenangan”. (Surat al-A`raf : 157).
Dasar kesimpulan pemahaman adalah Orang yang memuliakan Nabi SAW merupakan orang yang akan dapat kemenangan dan keberuntungan. Membaca “sayyidina” adalah dalam rangka memuliakan Nabi Muhammad yang mulia. ”Janganlah kamu memanggil Rasul dengan sebagaimana panggilan sesama kamu”. (Surat al-Nur ayat 63: ).
untuk yang pertama (shalawat di luar shalat), ulama sepakat kebolehan menambahkan kata ‘sayyidina’. Hal ini didasarkan pada alasan-alasan berikut:
a. . Hadits shahih di atas yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad –shallallahu `alaihi wa sallama- bersabda, “Aku adalah sayyid bagi keturunan Adam.
b. ”Tambahan kata ‘sayyidina’, menurut ulama madzhab syafi`iyyah dan hanafiyah –rahimahumullah, sebagai bentuk ta-addub, sikap beradab dan sopan santun kepada Nabi Muhammad Saw.
c. Syekh Utsaimin –rahimahullah- yang juga membolehkan penambahan kata sayyid dalam bacaan shalawat di luar shalat beralasan bahwa Nabi Muhammad–shallallahu `alaihi wa sallama- memiliki siyadah `ala al basyar (sayyid bagi manusia).
Adapun yang kedua, membaca shalawat dalam bacaan tasyahhud/tahiyyat, ulama berbeda pendapat:
Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu disebutkan bahwa ulama Madzhab Syafi`i dan Madzhab Hanafi membolehkan penambahan ‘kata sayyid’, bahkan sangat menganjurkan, dengan alasan yang sama seperti tersebut di atas. Baik di dalam shalat maupun di luar shalat dianjurkan menambahkan kata ‘sayyidina’. Seperti yang dikatakan oleh Syekh Zakariya al Anshari -rahimahullah, bahwa yang demikian dianjurkan sebagai bentuk adab dan sopan santun. Adapun riwayat yang mengatakan, “Jangan men-sayyid-kan aku dalam shalat”, adalah riwayat lemah (dla`if) yang tidak berdasar.
Kita sepakat bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia terbaik, kekasih Tuhan semesta alam. Kita sepakat, Beliaulah sayyiduna (pemimpin kita). Semoga Allah memberikan shalawat kepada beliau.
Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menegaskan bahwa beliau adalah sayyid seluruh manusia. Beliau bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَومَ القِيَامَةِ ، وَأَوَّلُ مَن يَنشَقُّ عَنهُ القَبرُ
“Saya adalah sayyid keturunan adam pada hari kiamat. Sayalah orang yang pertama kali terbelah kuburnya.” (HR. Muslim 2278)
Oleh Karena itu, kita wajib mengimani bahwa beliau adalah sayyiduna (pemimpin kita), sebagai wujud kita memuliakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mana yang lebih afdhal, menambahkan lafadz ‘sayyid’ karena kata ini termasuk sifat yang melekat pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Ataukah tanpa diberi tambahan karena tidak ada dalil dalam masalah ini?
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjawab:
نعم اتِّباعُ الألفاظ المأثورة أرجح ، ولا يقال : لعلَّه ترك ذلك تواضعاً منه صلى الله عليه وسلم كما لم يكن يقول عند ذكره : صلى الله عليه وسلم ، وأمّتهُ مندوبة إلى أن تقول ذلك كلما ذُكر ؛ لأنَّا نقول : لو كان ذلك راجحاً لجاء عن الصحابة ، ثم عن التابعين ، ولم نقِفْ في شيءٍ من الآثار عن أحدٍ من الصحابة ولا التابعين أنه قال ذلك ، مع كثرة ما ورد عنهم من ذلك.
وهذا الإمامُ الشافعي أعلى الله درجته وهو من أكثر الناس تعظيماً للنبي صلى الله عليه وسلم ، قال في خطبة كتابه الذي هو عمدة أهل مذهبه : ” اللهم صلِّ على محمد ، إلى آخر ما أدَّاه إليه اجتهاده وهو قوله : ” كلما ذكره الذاكرون ، وكلما غفل عن ذكره الغافلون ”، وكأنه استنبط ذلك من الحديث الصحيح الذي فيه ( سبحان الله عدد خلقه (
وقد عقد القاضي عياض بابا في صفة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كتاب “الشفاء” ، ونقل فيه آثارا مرفوعة عن جماعة من الصحابة والتابعين ، ليس في شيء منها عن أحد من الصحابة وغيرهم لفظ : ” سيدنا ” ، والغرض أن كل من ذكر المسألة من الفقهاء قاطبة ، لم يقع في كلام أحد منهم : ” سيدنا ” ، ولو كانت هذه الزيادة مندوبة ما خفيت عليهم كلهم حتى أغفلوها ، والخير كله في الاتباع ، والله أعلم
Benar, mengikuti lafadz shalawat yang ma’tsur (sesuai dalil) itu lebih didahulukan. Kita tidak boleh mengatakan: Bisa jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan demikian karena ketawadhuan beliau, sebagaimana beliau tidak membaca shalawat ketika nama beliau disebut, sementara umatnya dianjurkan membaca shalawat ketika nama beliau disebut. Kami beralasan, andaikan memberikan tambahan ‘sayyidina’ itu dianjurkan, tentu akan dipraktekkan para sahabat, kemdian tabi’in. Namun belum pernah aku jumpai adanya riwayat dari sahabat maupun tabiin yang mengucapkan kalimat itu. Padahal sangat banyak lafadz shalawat dari mereka.
Lihatlah Imam As-Syafi’i –semoga Allah meninggikan derajatnya– beliau termasuk orang yang paling banyak mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Namun beliau sampaikan dalam pengantar buku beliau, yang merupakan acuan pengikut madzhabnya:
اللهم صلِّ على محمد ، إلى آخر ما أدَّاه إليه اجتهاده وهو قوله : ” كلما ذكره الذاكرون ، وكلما غفل عن ذكره الغافلون
Allahumma shalli ‘ala muhammad, sampai pada ujung usaha perjuangan yang telah beliau tunaikan, yaitu ucapan beliau: ‘ketika orang mengingatnya atau ketika orang lalai melupakannya.’
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkomentar: Seolah Imam Syafi’i dengan pengantar tersebut mengambil kesimpulan dari hadis shahih, yang terdapat lafadz; [subhaanallah ‘adada khalqih: Maha Suci Allah, sebanyak jumlah bilangan makhluk-Nya].
Al-Qodhi ‘Iyadh – ulama besar Madzhab Syafi’i –membuat satu bab khusus tentang cara bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab beliau ‘As-Syifa’. Beliau menukil beberapa hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari para sahabat dan tabiin. Dan tidak ada satupun riwayat dari seorang-pun sahabat, maupun yang lainnya yang menyebutkan lafadz: ‘sayyidina’. Andaikan tambahan ini dianjurkan, tentu tidak mungkin tidak diketahui oleh mereka semua, sehingga mereka melupakannya. Dan semua kebaikan ada pada sikap mengikuti.” Allahu a’lam
Keterangan beliau di atas dibawakan oleh As-Sakhawi dalam ‘al-Qoul al-Badi’dan Muhammad Al-Gharabili (w. 835 H.) dan itu menjadi prinsip Ibnu Hajar, sebagaimana disebutkan dalam salah satu manuskrip tulisan Al-Hafidz yang ditemukan As-Syekh Al-Albani. Bisa disimak buku Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (Hal. 172).
Disadur dari Fatwa islam: no. 84853
Di antara shalawat yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah riwayat dari Ibnu Abi Laila, bahwa beliau bertemu Ka’ab bin Ujrah (shahabat), kemudian Ka’ab mengatakan, “Maukah kamu, aku beri hadiah? Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, kemudian kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, Bagaimanakah bacaan salawat kepadamu?’ Beliau bersabda, ‘Ucapkanlah, ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhamm‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Andaikan tambahan kata “sayyidina” itu disyariatkan, sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu Ka’ab bin ‘Ujrah, seorang sahabat yang mulia, akan mengajarkannya kepada muridnya, karena merekalah orang yang paling hormat dan paling tahu cara mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah kita memahami bahwa bacaan shalawat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memuat tambahan “sayyidina” maka bacaan salawat ketika shalat tidak boleh ditambahi “sayyidina”. Semua bacaan dalam shalat harus tepat sesuai dengan bacaan yang disebutkan dalam dalil. Bahkan, sebagian ulama menyatakan bahwa menambahkan lafal “sayyidina” dalam bacaan salawat ketika shalat bisa membatalkan shalat.
06/09/13
Hukum Orang Haid dan Junub Berdiam Taklim di Msjid
1. Takhrij Hadits
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت : دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم صرحة هذا المسجد فنادى بأعلى صوته :إن المسجد لايحل لجنب ولا لحائض (أخرجه ابن ماجه في كتاب الطهارة وسننها، باب في ما جاء في اجتناب الحائض المسجد\645 والبيهقي في سننه 2/442 في الصلاة باب الجنب يمر في المسجد ماراً ولا يقيم فيه، وابن حزم في المحلى 2/185)
عن عائشة رضي الله عنهاقالت : جاء رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وآلهِ وسلَّمَ ووجوهُ بيوتِ أصحابِهِ شارعةٌ في المسجدِ فقال وجِّهوا هذهِ البيوتَ عنِ المسجدِ ثم دخل رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وآلهِ وسلَّمَ ولم يصنعِ القومُ شيئًا رجاءَ أن ينزل فيهمْ رُخصةٌ فخرج إليهم فقالَ وجِّهوا هذه البيوتَ عن المسجدِ فإني لا أُحلُّ المسجدَ لحائضٍ ولا جنُبٍ (أخرجه أبو داود في كتاب الطهارة، باب في الجنب يدخل المسجد \ 232 )
2. Keadaan Hadits
Hadits diatas merupakan hadits dho’if (lemah) meski memiliki beberapa syawahid (penguat) namun sanad-sanadnya lemah sehingga tidak bisa menguatkannya dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Berikut ini beberapa pendapat ulama tentang hadits diatas :
• Menurut al Bani Hadist ini dha’if dalam Tamamun Al manati hal.118 dan dalam kitb Takhjij Musykah al Mashabih 1/241
• Menurut al Baghawi hadits ini bersifat dha’if karena perawinya majhul demikian dipaparkan dalam Kitab Tafsir al Baghawi 1/627
• Menurut Ibnu Hazm dalam kitab al Mahalli 2/185 mengatakan bahwa hadits ini perawinya tidak dikenal kestiqahannya
• Menurut Ibnu Al Qaththan hadits ini hasan dikarnakan adanya Syawahid, dalam kitab al Wahmu Wal Ihamu 5/327
• Menurut Asy Syaukani hadits ini shahih dengan syawahid dalam kitab Nailu al Authari 1/287
• Menurut Albani hadits di atas terdapat dalam kumpulan hadits dhaif ibnu majah.
3. Istimbat HukumAda dua objek yang menjadi titikfukus hadits diatas yaitu wanita haid dan orang junub, dikarenakan keduanya memiliki sedikit perbedaan ‘illatnya. Maka jika ada yang mengqiyaskan wanita haid dengan orang junub, ini jelas qiyas (analogi) yang tidak memiliki kesamaan. Karena, junub adalah hadats karena pilihannya sendiri dan ia mungkin saja menghilangkan hadats tersebut. Sedangkan haidh itu datang dan hilangnya secara alami tanpa harus dikehendaki sendiri. Oleh karena itu untuk lebih konprehensif akan diuraikan satu persatatu dibawah ini.
A. Orang junubOrang junub ialah orang yang mengalami keluar spermanya apapun sebabnya baik ada kenikmatan atau tidak. Adapun tentang boleh tidaknya berdiam di masjid, ulama mazhab berbeda pendapat yang dapat dirinci menjadi 3 kelompok :
a) Imam Malik melarang orang junub secara mutlak masuk masjid
b) Imam Syafi’i melarang orang junub berdiam di masjid, kecuali hanya untuk lewat
c) Daud membolehkan orang junub masuk masjid, baik tinggal atau hanya untuk lewat.
Sebab perbedaan adalah karena ada perbedaan persepsi terhadap firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُباً إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا..... (النساء : 34 )
" Wahai oarang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati salat dalam keadaan mabuk, sehingga kamu tau dan sadar sesuatu yang kamu ucapkan (dan jangan pula kamu mendekati) dalam keadaan junu, kecuali hanya sekedar lewat, sehingga kamu mandi ” (QS . al Nisa’ : 43)
Ayat diatas memungkinkan untuk ditakwil dan dipahami secara majazi dan hakiki. Jika dipahami secara majazi, berarti ada kata yang dibuang, yang jika dibaca menjadi, “ janganlah kamu mendekati tempat shalat (masjid) dalam keadaan mabuk” dan selanjutnya. Jika demikian orang yang sekedar lewat tidak dikatagorikan orang mendekati masjid atau tempat shalat.
Namun jika dipahami secara hakiki, berarti sama sekali tidak ada kata yang dibuang dalam ayat diatas. Pemahaman kita harus kembali ke dasar dan lahiriah ayatnya. Jika demikian, maka kata عابرى السبيل berarti musafir junub yang tidak mendapatkan air atau disini bermakna juga “ jangan kamu mengerjakan shalat dalam keadaan junub sebelum kamu mandi kecuali orang musafir maka dia cukup dengan tayyamum”.
Alhasil, ulama yang memahami ayat diatas secara majazi maka meperbolehkan orang junub lewat atau berjalan di masjid asalkan tidak berdiam didalamnya. Sedangkan ulama yang memahami secara hakiki menyatakan bahwa ayat tidak dapat dijadikan dalil orang junub dilarang tiggal di masjid. (Bidayatul mujtahid hal. 92-93)
B. Wanita HaidhWanita haidh adalah wanita yang sedang mengalami pendarahan di rahimnya secara alami dan normal. Biasanya dialami setiap bulan.
Setelah kita mengetahui bahwa hadits yang melarang wanita haidh berdiam di masjid tidak bisa dijadikan hujjah, hal ini dikarenakan hadits tersebut bersifat dha’if dan memiliki perawi majhul serta ada juga perawi yang diragukan ke-tsiqah-annya. Sebagaimana dalam paparan beberapa pendapat ulama yang telah kami sebutkan diatas. Bahkan ada juga riwayat yang menyatakan pada masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ada seorang wanita hitam yang tinggal di dalam masjid, Namun tidak ada dalil bahwa beliau memerintahkannya untuk meninggalkan masjid ketika ia mengalami haidh.
Di lain waktu juga Nabi shallallahu’alaihi wa sallam juga pernah bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Lakukanlah apa yang bisa dilakukan oleh orang yang berhaji selain thowaf di Baitullah.” Larangan thowaf ini dikarenakan thowaf di Baitullah termasuk sholat, maka wanita itu hanya dilarang untuk thowaf dan tidak dilarang masuk ke dalam masjid. Apabila orang yang berhaji diperbolehkan masuk masjid, maka hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haidh.
Demikian juga dapat diperkuat dengan peristiwa ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyuruh ‘Aisyah yang sedang haidh untuk masuk masjid dan mengambil sajadahnya. Sebagaimana sabdanya :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله و عليه و سلم: نَاوِلِيْنِى الْجُمْرَةَ مِنَ الْمَسْجِدِ. فَقُلْتُ: إِنِّيْ حَائِضٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِى يَدِكِ. ( رواه المسلم )
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, “Ambilkan untukku khumroh (sajadah kecil) di masjid.” “Sesungguhnya aku sedang haid”, jawab ‘Aisyah. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya haidmu itu bukan karena sebabmu” (HR. Muslim no. 298).
Jadi, kesimpulannya wanita yang sedang haidh diperbolehkan masuk dan duduk di dalam masjid, apalagi berdiam di masjid untuk belajar dan mengkaji ilmu-ilmu agama maka diperbolehkan karena tidak ada dalil yang jelas dan shohih yang melarang hal tersebut. Namun, hendaknya wanita tersebut menjaga diri dengan baik sehingga darahnya tidak mengotori masjid.
4. Perbandingan Berhubungan dengan ini Majlis Tarjih Muhammadiyah memutuskan, bahwa tidak ada dalil yang maqbul yang melarang orang yang sedang haidh masuk masjid, maka dikembalikan kepada hukum asal, yaitu boleh. Akan tetapi lain halnya dengan orang junub Muhammadiyah melarang masuk masjid kecuali hanya lewat saja, karena memahami sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah an Nisa’ : 43 tanpa pendekatan majazi yaitu “jangan pula menghampiri masjid, sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu, hingga kamu mandi”.
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت : دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم صرحة هذا المسجد فنادى بأعلى صوته :إن المسجد لايحل لجنب ولا لحائض (أخرجه ابن ماجه في كتاب الطهارة وسننها، باب في ما جاء في اجتناب الحائض المسجد\645 والبيهقي في سننه 2/442 في الصلاة باب الجنب يمر في المسجد ماراً ولا يقيم فيه، وابن حزم في المحلى 2/185)
عن عائشة رضي الله عنهاقالت : جاء رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وآلهِ وسلَّمَ ووجوهُ بيوتِ أصحابِهِ شارعةٌ في المسجدِ فقال وجِّهوا هذهِ البيوتَ عنِ المسجدِ ثم دخل رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وآلهِ وسلَّمَ ولم يصنعِ القومُ شيئًا رجاءَ أن ينزل فيهمْ رُخصةٌ فخرج إليهم فقالَ وجِّهوا هذه البيوتَ عن المسجدِ فإني لا أُحلُّ المسجدَ لحائضٍ ولا جنُبٍ (أخرجه أبو داود في كتاب الطهارة، باب في الجنب يدخل المسجد \ 232 )
2. Keadaan Hadits
Hadits diatas merupakan hadits dho’if (lemah) meski memiliki beberapa syawahid (penguat) namun sanad-sanadnya lemah sehingga tidak bisa menguatkannya dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Berikut ini beberapa pendapat ulama tentang hadits diatas :
• Menurut al Bani Hadist ini dha’if dalam Tamamun Al manati hal.118 dan dalam kitb Takhjij Musykah al Mashabih 1/241
• Menurut al Baghawi hadits ini bersifat dha’if karena perawinya majhul demikian dipaparkan dalam Kitab Tafsir al Baghawi 1/627
• Menurut Ibnu Hazm dalam kitab al Mahalli 2/185 mengatakan bahwa hadits ini perawinya tidak dikenal kestiqahannya
• Menurut Ibnu Al Qaththan hadits ini hasan dikarnakan adanya Syawahid, dalam kitab al Wahmu Wal Ihamu 5/327
• Menurut Asy Syaukani hadits ini shahih dengan syawahid dalam kitab Nailu al Authari 1/287
• Menurut Albani hadits di atas terdapat dalam kumpulan hadits dhaif ibnu majah.
3. Istimbat HukumAda dua objek yang menjadi titikfukus hadits diatas yaitu wanita haid dan orang junub, dikarenakan keduanya memiliki sedikit perbedaan ‘illatnya. Maka jika ada yang mengqiyaskan wanita haid dengan orang junub, ini jelas qiyas (analogi) yang tidak memiliki kesamaan. Karena, junub adalah hadats karena pilihannya sendiri dan ia mungkin saja menghilangkan hadats tersebut. Sedangkan haidh itu datang dan hilangnya secara alami tanpa harus dikehendaki sendiri. Oleh karena itu untuk lebih konprehensif akan diuraikan satu persatatu dibawah ini.
A. Orang junubOrang junub ialah orang yang mengalami keluar spermanya apapun sebabnya baik ada kenikmatan atau tidak. Adapun tentang boleh tidaknya berdiam di masjid, ulama mazhab berbeda pendapat yang dapat dirinci menjadi 3 kelompok :
a) Imam Malik melarang orang junub secara mutlak masuk masjid
b) Imam Syafi’i melarang orang junub berdiam di masjid, kecuali hanya untuk lewat
c) Daud membolehkan orang junub masuk masjid, baik tinggal atau hanya untuk lewat.
Sebab perbedaan adalah karena ada perbedaan persepsi terhadap firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُباً إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا..... (النساء : 34 )
" Wahai oarang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati salat dalam keadaan mabuk, sehingga kamu tau dan sadar sesuatu yang kamu ucapkan (dan jangan pula kamu mendekati) dalam keadaan junu, kecuali hanya sekedar lewat, sehingga kamu mandi ” (QS . al Nisa’ : 43)
Ayat diatas memungkinkan untuk ditakwil dan dipahami secara majazi dan hakiki. Jika dipahami secara majazi, berarti ada kata yang dibuang, yang jika dibaca menjadi, “ janganlah kamu mendekati tempat shalat (masjid) dalam keadaan mabuk” dan selanjutnya. Jika demikian orang yang sekedar lewat tidak dikatagorikan orang mendekati masjid atau tempat shalat.
Namun jika dipahami secara hakiki, berarti sama sekali tidak ada kata yang dibuang dalam ayat diatas. Pemahaman kita harus kembali ke dasar dan lahiriah ayatnya. Jika demikian, maka kata عابرى السبيل berarti musafir junub yang tidak mendapatkan air atau disini bermakna juga “ jangan kamu mengerjakan shalat dalam keadaan junub sebelum kamu mandi kecuali orang musafir maka dia cukup dengan tayyamum”.
Alhasil, ulama yang memahami ayat diatas secara majazi maka meperbolehkan orang junub lewat atau berjalan di masjid asalkan tidak berdiam didalamnya. Sedangkan ulama yang memahami secara hakiki menyatakan bahwa ayat tidak dapat dijadikan dalil orang junub dilarang tiggal di masjid. (Bidayatul mujtahid hal. 92-93)
B. Wanita HaidhWanita haidh adalah wanita yang sedang mengalami pendarahan di rahimnya secara alami dan normal. Biasanya dialami setiap bulan.
Setelah kita mengetahui bahwa hadits yang melarang wanita haidh berdiam di masjid tidak bisa dijadikan hujjah, hal ini dikarenakan hadits tersebut bersifat dha’if dan memiliki perawi majhul serta ada juga perawi yang diragukan ke-tsiqah-annya. Sebagaimana dalam paparan beberapa pendapat ulama yang telah kami sebutkan diatas. Bahkan ada juga riwayat yang menyatakan pada masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ada seorang wanita hitam yang tinggal di dalam masjid, Namun tidak ada dalil bahwa beliau memerintahkannya untuk meninggalkan masjid ketika ia mengalami haidh.
Di lain waktu juga Nabi shallallahu’alaihi wa sallam juga pernah bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Lakukanlah apa yang bisa dilakukan oleh orang yang berhaji selain thowaf di Baitullah.” Larangan thowaf ini dikarenakan thowaf di Baitullah termasuk sholat, maka wanita itu hanya dilarang untuk thowaf dan tidak dilarang masuk ke dalam masjid. Apabila orang yang berhaji diperbolehkan masuk masjid, maka hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haidh.
Demikian juga dapat diperkuat dengan peristiwa ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyuruh ‘Aisyah yang sedang haidh untuk masuk masjid dan mengambil sajadahnya. Sebagaimana sabdanya :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله و عليه و سلم: نَاوِلِيْنِى الْجُمْرَةَ مِنَ الْمَسْجِدِ. فَقُلْتُ: إِنِّيْ حَائِضٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: إِنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ فِى يَدِكِ. ( رواه المسلم )
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, “Ambilkan untukku khumroh (sajadah kecil) di masjid.” “Sesungguhnya aku sedang haid”, jawab ‘Aisyah. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya haidmu itu bukan karena sebabmu” (HR. Muslim no. 298).
Jadi, kesimpulannya wanita yang sedang haidh diperbolehkan masuk dan duduk di dalam masjid, apalagi berdiam di masjid untuk belajar dan mengkaji ilmu-ilmu agama maka diperbolehkan karena tidak ada dalil yang jelas dan shohih yang melarang hal tersebut. Namun, hendaknya wanita tersebut menjaga diri dengan baik sehingga darahnya tidak mengotori masjid.
4. Perbandingan Berhubungan dengan ini Majlis Tarjih Muhammadiyah memutuskan, bahwa tidak ada dalil yang maqbul yang melarang orang yang sedang haidh masuk masjid, maka dikembalikan kepada hukum asal, yaitu boleh. Akan tetapi lain halnya dengan orang junub Muhammadiyah melarang masuk masjid kecuali hanya lewat saja, karena memahami sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah an Nisa’ : 43 tanpa pendekatan majazi yaitu “jangan pula menghampiri masjid, sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu, hingga kamu mandi”.
PENGENALAN DIRI
Dalam proses penngenalan potensi diri sendiri dapat dilakukan beberapa cara:
1. Introspeksi diri
Introspeksi diri merupakan peninjauan terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri atau disebut juga dengan mawas diri
2. Feed back
meminta masukan berupa informasi atau data penilaian tentang dirinya dari orang lain, apakah itu
anggota keluarga, teman bahkan lawan sekalipun
3. Test psikologi test psikologis dilakukan karena potensi diri yang dimiliki tidak diketahui oleh kita sendiri dan orang lain. Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/ kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir, numerical), potensi kerja (vitalitas, sumber energy kita, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas emosi, kepekaan perasaan, kemampuan membina relasi sosial ), potensi kepemimpinan maupun kepribadian.
Kerana Dia Manusia Biasa
www.iluvislam.com
diedit oleh : everjihad
Email ini dipetik daripada seorang sahabat, dan saya forwardkan untuk manfaat kepada diri saya dan semua.
Semoga bermanfaat baik untuk yang melamar ataupun yang dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga. Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang mengemudi bahtera rumah tangga. Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa.
Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu? Jawappannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawapan kerana Allah hinggalah jawapan duniawi. Tapi ada satu jawapan yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap butir percakapannya. Jawapan dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti,dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi. Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya. Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya.
Saya ingin tahu! Mengapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu(benar-benar sibuk). Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara. Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Saya mengambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap di rumahnya. Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual -hanya-berdua. Hiruk-pikuk persiapan akad nikah esok pagi, sungguh membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal. Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa kali Mamanya mengetuk pintu, meminta kami tidur.
"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja.
Saya faham keadaanya ketika ini.
"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."
"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu yang samar.
Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan. "Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih telefon bimbitnya dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD handphone dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping sampul kepada saya. Saya menerima handphone dari tangannya. Sampul putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ini?. Saya melihatnya tanpa mengerti.
Eeh..., dia malah ketawa geli hati.
"Buka aja."
Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4, saya melihat warnanya putih. "Teruknya dia ni."
Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum.
Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu........
************ ********* *******
Kepada ...... Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya Assalamu'alaikum Wr Wb. Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai. Saya, yang bernama_____menginginkan anda______ untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan. Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh kerana itu Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istikharah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari sekarang ini. Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawapan pada saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah redha dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin Wassalamu'alaikum Wr Wb
************ ********* *********
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia.....?"
"Kerana dia manusia biasa......." Dia menjawab mantap.
"Dia sedar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari. Entah kenapa, justeru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku.."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu esok masih ada dan menjadi milik kita. Betul tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau suatu masa nanti kami jadi miskin. "
Ssttt....."Saya menutup mulutnya.
Khuatir kalu ada yang tau kami belum tidur. Terdiam kami memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.
"Udah tidur. Esok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama."
Kami kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik.....?" "Tidur.....Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya.
Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik jelita esok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini. Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sedar dengan kemanusiaannya.
Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak roh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, takhta dan 'nama'. Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang ini/itu), ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap hamba-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya boleh memohon keredhaan Allah. MemintaNYA mengurniakan barakah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Jadi, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir,lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.
Wallahu 'alam.
diedit oleh : everjihad
Email ini dipetik daripada seorang sahabat, dan saya forwardkan untuk manfaat kepada diri saya dan semua.
Semoga bermanfaat baik untuk yang melamar ataupun yang dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga. Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang mengemudi bahtera rumah tangga. Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa.
Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu? Jawappannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawapan kerana Allah hinggalah jawapan duniawi. Tapi ada satu jawapan yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap butir percakapannya. Jawapan dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti,dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi. Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya. Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya.
Saya ingin tahu! Mengapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu(benar-benar sibuk). Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara. Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Saya mengambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap di rumahnya. Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual -hanya-berdua. Hiruk-pikuk persiapan akad nikah esok pagi, sungguh membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal. Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa kali Mamanya mengetuk pintu, meminta kami tidur.
"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja.
Saya faham keadaanya ketika ini.
"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."
"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu yang samar.
Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan. "Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih telefon bimbitnya dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD handphone dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping sampul kepada saya. Saya menerima handphone dari tangannya. Sampul putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ini?. Saya melihatnya tanpa mengerti.
Eeh..., dia malah ketawa geli hati.
"Buka aja."
Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4, saya melihat warnanya putih. "Teruknya dia ni."
Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum.
Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu........
************ ********* *******
Kepada ...... Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya Assalamu'alaikum Wr Wb. Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai. Saya, yang bernama_____menginginkan anda______ untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan. Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh kerana itu Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istikharah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari sekarang ini. Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawapan pada saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah redha dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin Wassalamu'alaikum Wr Wb
************ ********* *********
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia.....?"
"Kerana dia manusia biasa......." Dia menjawab mantap.
"Dia sedar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari. Entah kenapa, justeru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku.."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu esok masih ada dan menjadi milik kita. Betul tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau suatu masa nanti kami jadi miskin. "
Ssttt....."Saya menutup mulutnya.
Khuatir kalu ada yang tau kami belum tidur. Terdiam kami memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.
"Udah tidur. Esok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama."
Kami kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik.....?" "Tidur.....Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya.
Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik jelita esok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini. Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sedar dengan kemanusiaannya.
Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak roh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, takhta dan 'nama'. Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang ini/itu), ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap hamba-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya boleh memohon keredhaan Allah. MemintaNYA mengurniakan barakah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Jadi, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir,lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.
Wallahu 'alam.
05/09/13
“Strategi Tablig 2010 – 2015 dalam Perspektif Muhammadiyah ”
Oleh : Agus Sukaca
A) Visi dan Misi Muhammadiyah :
a) Visi Muhammadiyah:
Terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
b) Misi Muhammadiyah
1) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah
2) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahihah/maqbulah
3) Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat
B) Visi dan Misi Tabligh
a) Visi Tabligh “Berkembangnya Gerakan Tabligh Muhammadiyah dalam pembinaan keagamaan yang bersifat meneguhkan dan mencerahkan pada berbagai kelompok sosial yang luas sehingga Islam dihayati, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi rahmatan lil-alamin di tengah dinamika masyarakat Indonesia yang kompleks”.
b) Misi TablighMenyampaikan Risalah Islam kepada sasaran dakwah
C) Program Pengembangan :1) Menyusun pedoman-pedoman/ tuntunan-tuntunan dan materi tabligh yang bersifat praktis dan menjadi acuan bagi para mubaligh serta semakin tumbuh-kembangnya kehidupan keagamaan/keislaman dalam masyarakat seperti tuntunan/pedoman tabligh, kurikulum/materi tabligh, materi khutbah, dan pedoman/tuntunan kehidupan beragama sehari-hari.
2) Menghidupkan dan mengembangkan berbagai jenis pengajian di lingkungan Persyarikatan dan umat Islam disertai pengembangan materi, pendekatan, metode yang menarik dan tepat sasaran, serta meningkatkan keyakinan, pemahaman, dan pengamalan Islam yang lebih mendalam/substantif yang menghadirkan Islam berwajah rahmatan lil-‘alamin.
3) Mengoptimalkan pengelolaan masjid dan musholla sebagai sarana pembinaan keislaman dan aktivitas keumatan yang sensitif terhadap masalah serta dinamika kehidupan masyarakat setempat.
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas muballigh yang dapat menjangkau multistrata, multietnis, dan multimedia di berbagai lingkungan kehidupan masyarakat termasuk di televisi melalui berbagai kursus, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kapasitas mubaligh di tengah tuntutan kehidupan yang semakin memerlukan acuan Islam.
5) Mengoptimalkan pengadaan dan pengiriman mubaligh untuk masyarakat suku terasing dan daerah tertinggal disertai usaha-usaha pembinaan dan pengorganisasiannya yang lebih tersistem.
6) Mengusahakan peningkatan sarana dan sumber dana untuk mempermudah pengembangan fungsi tabligh dan peran mubaligh dalam kehidupan masyarakat.
7) Peningkatan fungsi media tabligh seperti buletin, leaflet, website, tabligh seluler, dan media lainnya yang menyajikan materi/pesan tabligh yang bersifat membimbing, meneguhkan, menggembirakan, dan mencerahkan yang mencerminkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid sehingga ajaran Islam semakin diterima oleh dan menjadi pedoman sehari-hari dalam kehidupan masyarakat luas.
8) Mengembangkan tabligh yang memberikan pemahaman Islam yang luas tentang kemulian dan keadilan relasi antara laki-laki dan perempuan, perdamaian dan antikekerasan, dan hubungan antargolongan yang berwawasan rahmatan lil-‘alamin.
9) Pelatihan Kristologi bagi Muballigh dalam satu paket pelatihan muballigh lainnya disertai pemahaman peta dakwah secara menyeluruh
10) Melakukan pembinaan berkelanjutan dalam aspek-aspek keagamaan secara terprogram bagi jema’ah haji binaan Muhammadiyah/’Aiisyiyah
11) Melalui serangkaian rapat kerja internal MT-PPM dan Rapat Koordinasi PP Muhammadiyah di Ciloto pada bulan Desember 2010, sepuluh program pengembangan tabligh keputusan muktamar tersebut di atas telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan sebagaimana terdapat dalam matriks program dan kegiatan majlis tabligh PP Muhammadiyah periode 2010 - 2015
D) STRATEGI:Untuk melaksanakan program-program pengembangan tersebut di atas, ditetapkan 3 strategi sebagai berikut:
a) Strategi 1: Menformulasikan pesan-pesan dakwah dalam bahasa yang mudah dipahami, membina pengajian dan mengembangkan media dakwah yang efektif.
Hasil dari pelaksanaan strategi ini adalah:
1) Terbit dan berkembangnya “Berkala Tuntunan Islam”
(1) Pengertian: Berkala Tuntunan Islam adalah berkala yang diterbitkan oleh Majlis Tabligh pimpinan Pusat Muhammadiyah, merupakan formulasi pesan-pesan dakwah dalam bahasa yang mudah dipahami.
(2) Visi: Menjadi bacaan utama yang mencerahkan dan membimbing ummat dalam mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat
(3) Isi:
(a) Tafsir Al Qur’an;
(b) Tuntunan Aqidah;
(c) Tuntunan Akhlak;
(d) Tuntunan Ibadah;
(e) Tuntunan Mu’amalat Duniawiyat;
(f) Syarah Hadits; dan
(g) Suplemen yang berisi dinamika gerakan dan sosok inspiratif/teladan.
(4) Sasaran:
(a) Tersebar luas di kalangan anggota Muhammadiyah
(b) Tersebar luas di kalangan simpatisan Muhammadiyah
(c) Tersebar luas di kalangan ummat Islam
(5) Teknis Distribusi:
(a) Di setiap Kabupaten/Kota ditetapkan 1 agen
(b) Setiap agen merekrut dan mengkoordinasikan subagen-subagen
(c) AUM dapat menjadi subagen untuk pegawai dan relasinya
2) Berkembangnya Pengajian dan Kursus Keagamaan Muhammadiyah menjadi pilihan utama masyarakat dalam belajar Islam; antara lain:
(1) Di ranting: pengajian umum; pengajian anggota; kursus baca Al Qur’an, Kursus Shalat
(2) Di Cabang: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/Muballighat, Kursus Tafhimul Qur’an.
(3) Di Daerah: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/Muballighat, Pengajian Akbar bulanan, Kursus Tafhimul Qur’an
(4) Di Wilayah: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/ghat, Pengajian Akbar bulanan
(5) Di Pusat: Pengajian Malam Selasa di Jogja, dan Pengajian Sabtu di Jakarta
3) Terselenggaranya Dakwah online, antara lain melalui:
(1) Website tabligh/ Muhammadiyah
(2) Radio streaming
(3) Video streaming
b) Strategi 2: Mendidik, Membina, dan Mengkoordinasikan Muballigh sebagai Subyek Dakwah
1) Tujuan: tersedianya muballigh-muballigh Muhammadiyah yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan misi dakwah Muhammadiyah.
2) Metode:
(1) Pendidikan Profesi Muballigh:
(a) Berbasis S1,
(b) Kompetensi Profesi:(i) Mampu menjadi imam dan mengelola Masjid
(ii) Mampu memimpin jama’ah dan membangun jejaring
(iii) Mampu mengajar al Qur’an (tafhimul Qur’an)
(iv) Mampu menguraikan dan menyampaikan ajaran Islam yang berdasar al Qur’an dan as Sunnah al maqbulah
(v) Mampu mengelola dan mengembangkan pengajian
(c) Masa Pendidikan: 2 semester. (d) Dilaksanakan bekerjasama dengan FAI Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(2) Pelatihan Muballigh; terdiri atas: (a) Pelatihan Muballigh Dasar, diselenggarakan oleh MT-PDM;
(b) Pelatihan Muballigh Madya, diselenggarakan oleh MT-PWM;
(c) Pelatihan Muballigh Utama, diselenggarakan oleh MT-PPM.
(3) Pembinaan Muballigh dilakukan secara berkelanjutan melalui pengajian-pengajian Muballigh, refreshing, penugasan, seminar, dll.
3) Sasaran Pembinaan Muballigh:Dengan model-model pembinaan tersebut, para muballigh diharapkan dapat lebih fokus dalam melaksakan tugas-tugas pokoknya, yakni:
(1) Membimbing kehidupan beragama jama’ah; (a) Setiap Muballigh Muhammadiyah memiliki jama’ah yang dibimbingnya secara berkelanjutan menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya.
(b) Basis utama jama’ah adalah masjid. Majlis Tabligh PP Muhammadiyah mencanangkan, ke depan masjid-masjid Muhammadiyah dipimpin oleh Muballigh Muhammadiyah penuh waktu (full timer) yang bertugas menjadikan masjid sebagai basis gerakan Islam. Ia tinggal di lingkungan masjid, menjadi imam tetap, memimpin dan membina jama’ahnya.
.(2) Menjadi narasumber pengajianPengajian adalah ruhnya gerakan Muhammadiyah. Para Muballigh Muhammadiyah hendaknya menfokuskan diri mengembangkan pengajian-pengajian resmi Muhammadiyah antara lain: pengajian umum, pengajian anggota, pengajian pimpinan, pengajian muballigh/ghat.
(3) Membangun basis-basis baru gerakan Islam dan pertahanan terhadap pemurtadan dan aliran yang menyimpang.
c) Strategi 3: Membina sasaran dakwah dalam jama’ah
1) Prinsip dari strategi ini adalah mengelompokkan sasaran dakwah menjadi jama’ah-jama’ah yang dipimpin oleh kader/muballigh Muhammadiyah sehingga dapat dilakukan pembinaan yang berkelanjutan menuju terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya, keluarga sakinah, dan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2) Rasulullah memerintahkan kita berjama’ah, tetapi kita masih banyak yang sendiri-sendiri. Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah mengharuskan kita berjama’ah, oleh karena itu marilah kita wujudkan kehidupan berjama’ah. Setiap kader dan muballigh Muhammadiyah berada dalam jama’ah dan berjuang merekrut simpatisan-simpatisan Muhammadiyah bergabung dalam jama’ahnya, membina mereka melalui pengajian-pengajian dan kegiatan-kegiatan nyata lainnya agar memahami ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
3) Basis pembinaan jama’ah adalah di masjid, pembinaannya melalui pengajian, bimbingan ibadah, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Muara dari ketiga strategi tersebut di atas adalah terwujudnya sebanyak-banyaknya pribadi muslim yang sebenar-benarnya yang beperan sebagai pejuang-pejuang utama pengemban misi Muhammadiyah dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
E) ARAH PEMBINAAN PRIBADIPembinaan anggota dan simpatisan Muhammadiyah diarahkan agar mereka menjalani 9 kebiasaan emas (kami menyebutnya dengan: The Nine Golden Habbits) yang dapat mengantarkan menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah:
1) Kebiasaan Shalat:(1) Membiasakan shalat wajib berjama’ah pada waktunya,
(2) Membiasakan shalat tathawwu’: rawatib, dhuha, dan tahajud
2) Kebiasaan berpuasa. Di samping puasa Ramadhan, membiasakan puasa-puasa sunnah (puasa hari putih, senin-kamis, atau puasa Nabi Daud).
3) Kebiasaan ber ZIS (Zakat Infak Shadaqah). Membiasakan menyisihkan sekurang-kurangnya 2,5% dari total penghasilan untuk ZIS
4) Kebiasaan Melaksanakan Adab Islam. Membiasakan melaksanakan aktifitas apapun sesuai adab Islam
5) Kebiasaan Membaca Al Qur’an. Membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari pada waktu-waktu tertentu, misalnya setiap bakda maghrib atau bakda shubuh. Rasulullah memerintahkan kita mengkhatamkannya dalam sebulan. Artinya, target hariannya adalah 1 juz.
6) Kebiasaan Membaca. Membiasakan membaca buku-buku positif lebih dari satu jam setiap hari. Utamanya adalah buku-buku yang dapat meningkatkan pemahaman Islam, membimbing dan menyemangati pengamalannya. Salah satunya adalah berkala Tuntunan Islam.
7) Kebiasaan Menghadiri Pengajian. Membiasakan menghadiri pengajian-pengajian rutin yang diselenggarakan Muhammadiyah.
8) Kebiasaan Tertib Berjama’ah dan Berorganisasi. Membiasakan hidup berjama’ah dan berorganisasi dengan tertib untuk jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwa.
9) Kebiasaan Berpikiran Positif dan murah senyum.Membiasakan selalu berpikir positif, tersenyum, dan wajah berseri.
Apabila kebiasaan-kebiasaan tersebut telah menjadi bagian hidup kita, kita sedang menuju masa depan gemilang, sukses dunia akhirat. Selanjutnya kita tambah dengan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya sebanyak yang dapat kita lakukan.
Tugas kader dan muballigh Muhammadiyah adalah menduplikasikan kebiasaan-kebiasaan tersebut kepada anggota jama’ah binaannya dengan contoh keteladanan.
A) Visi dan Misi Muhammadiyah :
a) Visi Muhammadiyah:
Terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
b) Misi Muhammadiyah
1) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah
2) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahihah/maqbulah
3) Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat
B) Visi dan Misi Tabligh
a) Visi Tabligh “Berkembangnya Gerakan Tabligh Muhammadiyah dalam pembinaan keagamaan yang bersifat meneguhkan dan mencerahkan pada berbagai kelompok sosial yang luas sehingga Islam dihayati, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi rahmatan lil-alamin di tengah dinamika masyarakat Indonesia yang kompleks”.
b) Misi TablighMenyampaikan Risalah Islam kepada sasaran dakwah
C) Program Pengembangan :1) Menyusun pedoman-pedoman/ tuntunan-tuntunan dan materi tabligh yang bersifat praktis dan menjadi acuan bagi para mubaligh serta semakin tumbuh-kembangnya kehidupan keagamaan/keislaman dalam masyarakat seperti tuntunan/pedoman tabligh, kurikulum/materi tabligh, materi khutbah, dan pedoman/tuntunan kehidupan beragama sehari-hari.
2) Menghidupkan dan mengembangkan berbagai jenis pengajian di lingkungan Persyarikatan dan umat Islam disertai pengembangan materi, pendekatan, metode yang menarik dan tepat sasaran, serta meningkatkan keyakinan, pemahaman, dan pengamalan Islam yang lebih mendalam/substantif yang menghadirkan Islam berwajah rahmatan lil-‘alamin.
3) Mengoptimalkan pengelolaan masjid dan musholla sebagai sarana pembinaan keislaman dan aktivitas keumatan yang sensitif terhadap masalah serta dinamika kehidupan masyarakat setempat.
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas muballigh yang dapat menjangkau multistrata, multietnis, dan multimedia di berbagai lingkungan kehidupan masyarakat termasuk di televisi melalui berbagai kursus, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kapasitas mubaligh di tengah tuntutan kehidupan yang semakin memerlukan acuan Islam.
5) Mengoptimalkan pengadaan dan pengiriman mubaligh untuk masyarakat suku terasing dan daerah tertinggal disertai usaha-usaha pembinaan dan pengorganisasiannya yang lebih tersistem.
6) Mengusahakan peningkatan sarana dan sumber dana untuk mempermudah pengembangan fungsi tabligh dan peran mubaligh dalam kehidupan masyarakat.
7) Peningkatan fungsi media tabligh seperti buletin, leaflet, website, tabligh seluler, dan media lainnya yang menyajikan materi/pesan tabligh yang bersifat membimbing, meneguhkan, menggembirakan, dan mencerahkan yang mencerminkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid sehingga ajaran Islam semakin diterima oleh dan menjadi pedoman sehari-hari dalam kehidupan masyarakat luas.
8) Mengembangkan tabligh yang memberikan pemahaman Islam yang luas tentang kemulian dan keadilan relasi antara laki-laki dan perempuan, perdamaian dan antikekerasan, dan hubungan antargolongan yang berwawasan rahmatan lil-‘alamin.
9) Pelatihan Kristologi bagi Muballigh dalam satu paket pelatihan muballigh lainnya disertai pemahaman peta dakwah secara menyeluruh
10) Melakukan pembinaan berkelanjutan dalam aspek-aspek keagamaan secara terprogram bagi jema’ah haji binaan Muhammadiyah/’Aiisyiyah
11) Melalui serangkaian rapat kerja internal MT-PPM dan Rapat Koordinasi PP Muhammadiyah di Ciloto pada bulan Desember 2010, sepuluh program pengembangan tabligh keputusan muktamar tersebut di atas telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan sebagaimana terdapat dalam matriks program dan kegiatan majlis tabligh PP Muhammadiyah periode 2010 - 2015
D) STRATEGI:Untuk melaksanakan program-program pengembangan tersebut di atas, ditetapkan 3 strategi sebagai berikut:
a) Strategi 1: Menformulasikan pesan-pesan dakwah dalam bahasa yang mudah dipahami, membina pengajian dan mengembangkan media dakwah yang efektif.
Hasil dari pelaksanaan strategi ini adalah:
1) Terbit dan berkembangnya “Berkala Tuntunan Islam”
(1) Pengertian: Berkala Tuntunan Islam adalah berkala yang diterbitkan oleh Majlis Tabligh pimpinan Pusat Muhammadiyah, merupakan formulasi pesan-pesan dakwah dalam bahasa yang mudah dipahami.
(2) Visi: Menjadi bacaan utama yang mencerahkan dan membimbing ummat dalam mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat
(3) Isi:
(a) Tafsir Al Qur’an;
(b) Tuntunan Aqidah;
(c) Tuntunan Akhlak;
(d) Tuntunan Ibadah;
(e) Tuntunan Mu’amalat Duniawiyat;
(f) Syarah Hadits; dan
(g) Suplemen yang berisi dinamika gerakan dan sosok inspiratif/teladan.
(4) Sasaran:
(a) Tersebar luas di kalangan anggota Muhammadiyah
(b) Tersebar luas di kalangan simpatisan Muhammadiyah
(c) Tersebar luas di kalangan ummat Islam
(5) Teknis Distribusi:
(a) Di setiap Kabupaten/Kota ditetapkan 1 agen
(b) Setiap agen merekrut dan mengkoordinasikan subagen-subagen
(c) AUM dapat menjadi subagen untuk pegawai dan relasinya
2) Berkembangnya Pengajian dan Kursus Keagamaan Muhammadiyah menjadi pilihan utama masyarakat dalam belajar Islam; antara lain:
(1) Di ranting: pengajian umum; pengajian anggota; kursus baca Al Qur’an, Kursus Shalat
(2) Di Cabang: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/Muballighat, Kursus Tafhimul Qur’an.
(3) Di Daerah: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/Muballighat, Pengajian Akbar bulanan, Kursus Tafhimul Qur’an
(4) Di Wilayah: Pengajian Pimpinan, Pengajian Muballigh/ghat, Pengajian Akbar bulanan
(5) Di Pusat: Pengajian Malam Selasa di Jogja, dan Pengajian Sabtu di Jakarta
3) Terselenggaranya Dakwah online, antara lain melalui:
(1) Website tabligh/ Muhammadiyah
(2) Radio streaming
(3) Video streaming
b) Strategi 2: Mendidik, Membina, dan Mengkoordinasikan Muballigh sebagai Subyek Dakwah
1) Tujuan: tersedianya muballigh-muballigh Muhammadiyah yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan misi dakwah Muhammadiyah.
2) Metode:
(1) Pendidikan Profesi Muballigh:
(a) Berbasis S1,
(b) Kompetensi Profesi:(i) Mampu menjadi imam dan mengelola Masjid
(ii) Mampu memimpin jama’ah dan membangun jejaring
(iii) Mampu mengajar al Qur’an (tafhimul Qur’an)
(iv) Mampu menguraikan dan menyampaikan ajaran Islam yang berdasar al Qur’an dan as Sunnah al maqbulah
(v) Mampu mengelola dan mengembangkan pengajian
(c) Masa Pendidikan: 2 semester. (d) Dilaksanakan bekerjasama dengan FAI Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(2) Pelatihan Muballigh; terdiri atas: (a) Pelatihan Muballigh Dasar, diselenggarakan oleh MT-PDM;
(b) Pelatihan Muballigh Madya, diselenggarakan oleh MT-PWM;
(c) Pelatihan Muballigh Utama, diselenggarakan oleh MT-PPM.
(3) Pembinaan Muballigh dilakukan secara berkelanjutan melalui pengajian-pengajian Muballigh, refreshing, penugasan, seminar, dll.
3) Sasaran Pembinaan Muballigh:Dengan model-model pembinaan tersebut, para muballigh diharapkan dapat lebih fokus dalam melaksakan tugas-tugas pokoknya, yakni:
(1) Membimbing kehidupan beragama jama’ah; (a) Setiap Muballigh Muhammadiyah memiliki jama’ah yang dibimbingnya secara berkelanjutan menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya.
(b) Basis utama jama’ah adalah masjid. Majlis Tabligh PP Muhammadiyah mencanangkan, ke depan masjid-masjid Muhammadiyah dipimpin oleh Muballigh Muhammadiyah penuh waktu (full timer) yang bertugas menjadikan masjid sebagai basis gerakan Islam. Ia tinggal di lingkungan masjid, menjadi imam tetap, memimpin dan membina jama’ahnya.
.(2) Menjadi narasumber pengajianPengajian adalah ruhnya gerakan Muhammadiyah. Para Muballigh Muhammadiyah hendaknya menfokuskan diri mengembangkan pengajian-pengajian resmi Muhammadiyah antara lain: pengajian umum, pengajian anggota, pengajian pimpinan, pengajian muballigh/ghat.
(3) Membangun basis-basis baru gerakan Islam dan pertahanan terhadap pemurtadan dan aliran yang menyimpang.
c) Strategi 3: Membina sasaran dakwah dalam jama’ah
1) Prinsip dari strategi ini adalah mengelompokkan sasaran dakwah menjadi jama’ah-jama’ah yang dipimpin oleh kader/muballigh Muhammadiyah sehingga dapat dilakukan pembinaan yang berkelanjutan menuju terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya, keluarga sakinah, dan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2) Rasulullah memerintahkan kita berjama’ah, tetapi kita masih banyak yang sendiri-sendiri. Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah mengharuskan kita berjama’ah, oleh karena itu marilah kita wujudkan kehidupan berjama’ah. Setiap kader dan muballigh Muhammadiyah berada dalam jama’ah dan berjuang merekrut simpatisan-simpatisan Muhammadiyah bergabung dalam jama’ahnya, membina mereka melalui pengajian-pengajian dan kegiatan-kegiatan nyata lainnya agar memahami ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
3) Basis pembinaan jama’ah adalah di masjid, pembinaannya melalui pengajian, bimbingan ibadah, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Muara dari ketiga strategi tersebut di atas adalah terwujudnya sebanyak-banyaknya pribadi muslim yang sebenar-benarnya yang beperan sebagai pejuang-pejuang utama pengemban misi Muhammadiyah dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
E) ARAH PEMBINAAN PRIBADIPembinaan anggota dan simpatisan Muhammadiyah diarahkan agar mereka menjalani 9 kebiasaan emas (kami menyebutnya dengan: The Nine Golden Habbits) yang dapat mengantarkan menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah:
1) Kebiasaan Shalat:(1) Membiasakan shalat wajib berjama’ah pada waktunya,
(2) Membiasakan shalat tathawwu’: rawatib, dhuha, dan tahajud
2) Kebiasaan berpuasa. Di samping puasa Ramadhan, membiasakan puasa-puasa sunnah (puasa hari putih, senin-kamis, atau puasa Nabi Daud).
3) Kebiasaan ber ZIS (Zakat Infak Shadaqah). Membiasakan menyisihkan sekurang-kurangnya 2,5% dari total penghasilan untuk ZIS
4) Kebiasaan Melaksanakan Adab Islam. Membiasakan melaksanakan aktifitas apapun sesuai adab Islam
5) Kebiasaan Membaca Al Qur’an. Membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari pada waktu-waktu tertentu, misalnya setiap bakda maghrib atau bakda shubuh. Rasulullah memerintahkan kita mengkhatamkannya dalam sebulan. Artinya, target hariannya adalah 1 juz.
6) Kebiasaan Membaca. Membiasakan membaca buku-buku positif lebih dari satu jam setiap hari. Utamanya adalah buku-buku yang dapat meningkatkan pemahaman Islam, membimbing dan menyemangati pengamalannya. Salah satunya adalah berkala Tuntunan Islam.
7) Kebiasaan Menghadiri Pengajian. Membiasakan menghadiri pengajian-pengajian rutin yang diselenggarakan Muhammadiyah.
8) Kebiasaan Tertib Berjama’ah dan Berorganisasi. Membiasakan hidup berjama’ah dan berorganisasi dengan tertib untuk jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwa.
9) Kebiasaan Berpikiran Positif dan murah senyum.Membiasakan selalu berpikir positif, tersenyum, dan wajah berseri.
Apabila kebiasaan-kebiasaan tersebut telah menjadi bagian hidup kita, kita sedang menuju masa depan gemilang, sukses dunia akhirat. Selanjutnya kita tambah dengan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya sebanyak yang dapat kita lakukan.
Tugas kader dan muballigh Muhammadiyah adalah menduplikasikan kebiasaan-kebiasaan tersebut kepada anggota jama’ah binaannya dengan contoh keteladanan.
04/09/13
Pulang Ke kampung Ilahi
Dalam pengalaman hidup sehari-hari diantara peristiwa menggairahkan adalah peristiwa pulang. ketika dulu masih sekolah kalo bunyi bel pulang awal, atau perhatikan ibu-ibu pulang dari shooping pasti senang, apalagi pulang dari jalan-jalan keluar kota selalu menggairahakan dan menyenangkan, yang paling menggairahkan lagi peristiwa mudik: yang di malang pulang ke tuban yang dari tuban kalo ada keluarganya di malang mudik ke malang dan seterusnya intnya semua pulang tu menggairahkan bukan?
Nah, pertanyaannya apkah nanti ketika kita pulang ke kmapung ilahi yaitu meninggal kita juga memiliki kegairahan seperti itu?
Ini yang menarik seharus nya kita renungkan, karena islam sendiri meninggal itu disebut pulang, innalillahi wa inna ilaihi Rajiun, rasul juga pernah bersabda dunia ini hanya tempat bercocok tanam untuk akhirat atau sebagai tempat singgahan sementara dimana kita pasti akan pulang menuju alam selanjutnya, dunia tmpat bercocok tanam maka seharus meninggal itu harus bergairah dan semangat serta senang sebab peristiwa kematian merupakan panen dari hasil bercocok tanam kita selama di dunia dan pasti menyenagkan seperti pulang dari shoping, mudik, dan seperti peraannya anak-nak pulang dari sekolah nya mau menemui ibunya sharusnya seperti itu, maka bagaimana supaya ini tercapai?
Maka kita harus memperjelas arah kompas pulang kita dan kepada siapa kita akan pulang dan tidak pula persiapan apa yang kita bawakan
kesiapan ketiga hal ini akan menghiasi pulang akhir kita nanti menjadi pulang yang menggairahkan,menyenagkan serta menjadi pulan g yang sangat di idm-idamkan oleh orng banyak yaitu husnul khatimah menuju syurga ..amin-amin.
Kompas kita harus jelas arahnya seperti jelasnya kompas dari rumah kembali ke rumah dari kos kembali ke kos dan dari al muflihun mudik akan kembali ke al muflihun juga, mka kompas orang mukmin begitu juga, jelas sekali kita dari Allah dan kembali ke Allah.
Nah, pertanyaannya apkah nanti ketika kita pulang ke kmapung ilahi yaitu meninggal kita juga memiliki kegairahan seperti itu?
Ini yang menarik seharus nya kita renungkan, karena islam sendiri meninggal itu disebut pulang, innalillahi wa inna ilaihi Rajiun, rasul juga pernah bersabda dunia ini hanya tempat bercocok tanam untuk akhirat atau sebagai tempat singgahan sementara dimana kita pasti akan pulang menuju alam selanjutnya, dunia tmpat bercocok tanam maka seharus meninggal itu harus bergairah dan semangat serta senang sebab peristiwa kematian merupakan panen dari hasil bercocok tanam kita selama di dunia dan pasti menyenagkan seperti pulang dari shoping, mudik, dan seperti peraannya anak-nak pulang dari sekolah nya mau menemui ibunya sharusnya seperti itu, maka bagaimana supaya ini tercapai?
Maka kita harus memperjelas arah kompas pulang kita dan kepada siapa kita akan pulang dan tidak pula persiapan apa yang kita bawakan
kesiapan ketiga hal ini akan menghiasi pulang akhir kita nanti menjadi pulang yang menggairahkan,menyenagkan serta menjadi pulan g yang sangat di idm-idamkan oleh orng banyak yaitu husnul khatimah menuju syurga ..amin-amin.
Kompas kita harus jelas arahnya seperti jelasnya kompas dari rumah kembali ke rumah dari kos kembali ke kos dan dari al muflihun mudik akan kembali ke al muflihun juga, mka kompas orang mukmin begitu juga, jelas sekali kita dari Allah dan kembali ke Allah.
Aliran Syiah dan Mu'tazilah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belankang
Awal mula tumbuhnya aliran – aliran dalam Islam adalah karena masalah politik yang terus meningkat menjadi persoalan teologi. Hal ini sebenarnya sudah terjadi pada saat wafatnya nabi Muhammad saw yaitu mengenai permasalahan siapakah yang nantinya pantas menjadi pengganti beliau disinilah awal mulanya benih aliran syiah muncul dan masalah ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Thalib tepatnya pada saat perang Shiffin.
Persoalan orang yang berbuat dosa inilah kemudian yang memicu tumbuhnya aliran – aliran teologi lain. Pertama, aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa besar adalah kafir. Kedua, aliran Murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir, adapun soal dosa yang telah dilakukan terserah kepada Allah swt untuk mengampuni atau tidak. Ketiga, aliran Mu’tazilah yang berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar itu bukanlah kafir tetapi bukan pula mukmin (al – manzilah bain al – manzilitain).
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana sejarah muncul aliran Syiah dan Mu’tazilah?
• Bagaimana perkembangan Aliran Syiah dan Mu’tazilah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Syiah dan Mu’tazilah
A. Aliran Syiah
1. Pengetrtian Aliran Syiah
Syi’ah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan seseorang. Kata Syi’ah menurut Ibnu Khaldun berarti As Shahbu wal Ittibaa’u yang artinya pengikut atau partai. Adapun menurut terminologi syariat bermakna mereka yang berkedok dengan slogan kecintaan kepada Ali Ibn Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali Ibn Abi Thalib atau Ahl al-Bait lebih utama dari seluruh shahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm).
2. Latar Belankang Lahirnya Aliran Syiah
Syi’ah merupakan sekte paling tua dalam islam. Mengenai kemunculan Syi’ah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang Siffin. Para pengikut Ali yang disebut Syi’ah itu diantaranya adalah Abu Dzar Al-Ghiffari, Miqad bin Al-aswad, dan Ammar bin Yasir. Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah ibn Saba’ Al-Himyari.
Abdullah ibn Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad saw seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bi Shaba menampakkan sikap ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
3. Ajaran dan Paham Syiah
Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait.
Adapun beberapa paham Syiah yang telah nyata adalah:
1. Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasulullah saw. Adalah Ali ibn Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali ibn Abi Thalib r.a.
2. Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
3. Keyakinan bahwa Ali ibn Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada musuh-musuhnya.
4. Keyakinan bahwa Ali ibn Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib.
5. Keyakinan mengutamakan Ali ibn Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar ibn Khatab.
6. Keyakinan mencaci maki para sahabat selain ahl al-bait.
4. Sekte dan Tokoh Aliran Syiah
a. Al Imamiyah atau Al Itsna ‘Asyariyah atau Rafidhah. Pokok-pokok ajarannya :
1) Bahwa Ali ibn Abi Thalib satu-satunya khalifah yang sah sesudah Nabi.
2) Mereka mengajarkan ajarannya “dua belas imam” yang berurutan satu sama lain dari keturunan Ali dengan Fathimah dan sampai ke Imam al-Mahdi al-Muntadhar. Mereka mengajarkan adanya kemakshuman.
3) Mahdiyan, datangnya imam yang terakhir dan taqiyah.
b. Zaidiyah, tokohnya ialah Zaid bin Ali. Dia mengajarkan bahwa:
1) Imam-imam itu terbatas hanya dari anak cucu Ali dengan Fathimah.
2) Kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman dianggap sah namun kurang utama.
c. Ismailliyah, tokohnya ialah Ismail bin Ja’far Ash Shadiq. Ia diriwayatkan suka minum khamar, sehingga sebagian penganutnya menggugurkan keimamannya dan beralih beriman kepada adik Ismail, yaitu Musa Al Kodhim. Golongan ini membatasi imam-imam hingga yang ketujuh saja. Golongan ini termasuk aliran yang ekstrim yang ajarannya banyak yang melampaui batas.
d. Gholliyah (Ghullat), dipimpin oleh Abdullah bin Saba’, seorang yang semula beragama Yahudi. Golongan ini juga dikenal ekstrim.
B. Mu’tazilah
1. Pengetrtian Aliran Mu’tazilahTerm mu’tazilah merupakan ism fa’il yang berakar dari kata ‘azala-i’tazala, yang berarti memisahkan-menyingkir atau memisahkan diri. secara etimologis bermakna: orang-orang yang memisahkan diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak bisa dipisahkan dengan sosok al-Hasan al-Bashri, salah seorang imam di kalangan tabi’in.
Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada al -Hasan al-Bashri seraya berkata: “Wahai imam dalam agama, telah muncul kelompok yang mengkafirkan pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), mereka adalah kaum Khawarij. Sedangkan kelompok yang lainnya sangat toleran terhadap pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), mereka adalah Murji’ah umat ini. Bagaimanakah pendapatmu dalam permasalahan ini agar kami bisa menjadikannya sebagai prinsip (dalam beragama)?”
Al-Hasan al-Bashri pun berpikir. Sebelum beliau menjawab, tiba-tiba dengan lancangnya Washil ibn Atha’ berseloroh: “Menurutku pelaku dosa besar bukan seorang mukmin, namun ia juga tidak kafir, bahkan ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan, tidak mukmin dan juga tidak kafir.” Lalu ia berdiri dan duduk menyendiri di salah satu tiang masjid sambil tetap menyatakan pendapatnya tersebut kepada murid-murid al-Hasan al-Bashri lainnya. Maka al-Hasan al-Bashri berkata: “Washil telah memisahkan diri dari kita”atau I’tazala ‘Anna Washil, maka disebutlah dia dan para pengikutnya dengan sebutan Mu’tazilah.(Al-Milal Wan-Nihal,hal.47-48 ).
2. Latar Belankang Lahirnya Aliran Mu’tazilah
Sejarah munculnya aliran mu’tazilah oleh para kelompok pemuja dan aliran mu’tazilah tersebut muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105–110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik ibn Marwan dan khalifah Hisyam ibn Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Hasan al-Bashri yang bernama Washil ibn Atha’ al-Makhzumi al-Ghozzal, kemunculan ini adalah karena Wasil ibn Atha’ berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan mukmin dan bukan kafir yang berarti ia fasik. Imam al-Hasan al-Bashri berpendapat mukmin berdosa besar masih berstatus mukmin. Inilah awal kemunculan paham ini dikarenakan perselisihan tersebut antar murid dan Guru, dan akhirnya golongan mu’tazilah pun dinisbahkan kepadanya. Sehingga kelompok Mu’tazilah semakin berkembang dengan sekian banyak sektenya.
kemudian para dedengkot mereka mendalami buku-buku filsafat yang banyak tersebar di masa khalifah al-Makmun. Maka sejak saat itulah manhaj mereka benar-benar diwarnai oleh manhaj ahli kalam (yang berorientasi pada akal dan mencampakkan dalil-dalil dari al Qur’an dan as Sunnah).
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan.
a. Mu’tazilah I
Muncul sebagai respon politik murni. Golongan ini tumbuh sebahai kaum netral politik, khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali ibn Abi Thalib dan lawan-lawannya, terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair. Menurut penulis, golongan inilah yang mula-mula disebut kaum Mu’tazilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah khilafah. Kelompok ini bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti yang ada pada kaum Mu’tazilah yang tumbuh dikemudian hari.
b. Mu’tazilah II
Muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur’jiah akibat adanya peristiwa tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Mur’jiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa besar.
3. Ajaran-ajaran dan Perkembangannya di IndonesiaMu’tazilah mempunyai asas dan landasan yang selalu dipegang erat oleh mereka, bahkan di atasnya-lah prinsip-prinsip mereka dibangun mereka sebut dengan al-Ushul al-Khomsah (lima landasan pokok). Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Al-Tauhid
Al-Tauhid adalah mengingkari dan meniadakan sifat-sifat Allah, dengan dalil bahwa menetapkan sifat-sifat tersebut berarti telah menetapkan untuk masing-masingnya tuhan, dan ini suatu kesyirikan kepada Allah, menurut mereka (Firaq Mu’ashirah, 2/832). Oleh karena itu mereka menamakan diri dengan Ahlut-Tauhid atau Al-Munazihuuna lillah (orang-orang yang mensucikan Allah).
b. Al-‘Adl (keadilan)
Keadilan adalah keyakinan bahwasanya kebaikan itu datang dari Allah, sedangkan kejelekan datang dari makhluk dan di luar kehendak (masyi’ah) Allah . Dalilnya :
“Dan Allah tidak suka terhadap kerusakan.” (Al-Baqarah: 205)
“Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” (Az-Zumar: 7)
c. Al-Wa’d wa Al-Wa’id
Landasan ini adalah bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-wa’d) bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam Al-Jannah, dan melaksanakan ancaman-Nya (al-wa’id) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan ke dalam An-Naar.
d. Al-Manzilah bain Al-Manzilatain
Bahwasanya keimanan itu satu dan tidak bertingkat-tingkat, sehingga ketika seseorang melakukan dosa besar maka telah keluar dari keimanan, namun tidak kafir. Sehingga ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan
e. Amr Al- Ma’ruf Nahy Al- Mungkar
Di antara kandungan landasan ini adalah wajibnya memberontak terhadap pemerintah (muslim) yang zalim.
4. Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazilah
Tokoh-tokoh mu,tazilah dari khalifah-khalifah Islam yang terang-terangan menganut dan mendukung aliran ini adalah:
1. Yazid bin Walid (Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa pada tahun 125-126 H)
2. Ma`mun bin Harun Ar-Rasyid (Khalifah Bani Abbasiah 198-218 H)
3. Al- Mu`tashim bin Harun Ar-Rasyid (Khalifah Bani Abbasiah 218-227 H)
4. Al- Watsiq bin Al- Mu`tashim (Khalifah Bani Abbasiah 227-232 H)
Diantara golongan ulama Mu`tazilah lainya adalah :
1. Utsman Al- Jahidz, pengarang kitab Al- Hewan (wafat 255 H)
2. Syarif Radhi (406 H).
3. Abdul Jabbar bin Ahmad yang terkenal dengan sebutan Qadhi`ul Qudhat.
4. Syaikh Zamakhsari pengarang tafsir Al- Kasysyaf (528 ).
5. Ibnu Abil Hadad pengarang kitab Syarah Nahjul Balaghah (655).
2.2 Perkembangan Paham Masa ke Masa
a. Aliran SyiahPada periode abad pertama Hijriah, aliran Syi’ah belum menjelma menjadi aliran yang solid. Barulah pada abad kedua Hijriah, perkembangan Syiah sangat pesat bahkan mulai menjadi mainstream tersendiri. Bertahun-tahun lamanya gerakan Syiah hanya berputar di Iran, rumah dan kiblat utama Syiah. Namun sejak tahun 1979, persis ketika revolusi Iran meletus dan negeri ini dipimpin oleh Ayatullah Khomeini dengan cara menumbangkan rejim Syah Reza Pahlevi, Syiah merembes ke berbagai penjuru dunia. Kelompok-kelompok yang mengarah kepada gerakan Syi’ah seperti yang terjadi di Iran, marak dan muncul di mana-mana.
Perkembangan Syi’ah, yaitu gerakan yang mengatasnamakan madzhab Ahlul Bait ini memang cukup pesat, terlebih di kalangan masyarakat yang umumnya adalah awam dalam soal keagamaan, menjadi lahan empuk bagi gerakan-gerakan aliran sempalan untuk menggaet mereka menjadi sebuah komunitas, kelompok dan jama’ahnya.
Perkembangan Syiah di Indonesia terjadi setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun 1979 M, paham Syi’ah Imamiyah (Syi’ah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke Indonesia. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham Syi’ah adalah Husain al-Habsy, Direktur Pesantren Islam YAPI Bangil. Al-Habsy kemudian aktif menyebarkan ideologi Syi’ah dengan kemasan apik dan berslogan persatuan kaum muslimin.
Di Indonesia saat ini kelompok Syiah telah memiliki 300 lebih yayasan dan dua ormas, yakni Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI).
b. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional dan cenderung liberal ini mendapat tantangan keras dari kelompok tradisonal Islam, terutama golongan Hambali, pengikut mazhab Ibn Hambal. Sepeninggal al-Ma’mun pada masa Dinasti Abbasiyah tahun 833 M. Syi’ar Mu’tazilah berkurang, bahkan berujung pada dibatalkannya sebagai mazhab resmi negara oleh Khalifah al-Mutawwakil pada tahun 856 M.
Perlawanan terhadap Mu’tazilah pun tetap berlangsung. Mereka (yang menentang) kemudian membentuk aliran teologi tradisional yang digagas oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (935 M) yang semula seorang Mu’tazilah. Aliran ini lebih dikenal dengan al-Asy’ariah.
Di Samarkand muncul pula penentang Mu’tazilah yang dimotori oleh Abu Mansyur Muhammad al-Maturidi (w.944 M). aliran ini dikenal dengan teologi al-Maturidiah. Aliran ini tidak setradisional al-Asy’ariah tetapi juga tidak seliberal Mu’tazilah.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam. Aliran ini dilatarbelakangi oleh pendukung ahl al-bait yang tetap menginginkan pengganti Nabi adalah dari ahlul bait sendiri yaitu Ali ibn Abi Thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya, salah satunya tentang Imamah.
Aliran kaum Mu`tazilah dipandang sebagai aliran yang menyimpang dari ajaran Islam, dan dengan demikian tak disenangi oleh sebagian umat Islam, terutama di Indonesia. Pandangan demikian timbul karena kaum mu`tazilah dianggap tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh rasio.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan itu kami sangat berharap saran dan masukan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belankang
Awal mula tumbuhnya aliran – aliran dalam Islam adalah karena masalah politik yang terus meningkat menjadi persoalan teologi. Hal ini sebenarnya sudah terjadi pada saat wafatnya nabi Muhammad saw yaitu mengenai permasalahan siapakah yang nantinya pantas menjadi pengganti beliau disinilah awal mulanya benih aliran syiah muncul dan masalah ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Thalib tepatnya pada saat perang Shiffin.
Persoalan orang yang berbuat dosa inilah kemudian yang memicu tumbuhnya aliran – aliran teologi lain. Pertama, aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa besar adalah kafir. Kedua, aliran Murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir, adapun soal dosa yang telah dilakukan terserah kepada Allah swt untuk mengampuni atau tidak. Ketiga, aliran Mu’tazilah yang berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar itu bukanlah kafir tetapi bukan pula mukmin (al – manzilah bain al – manzilitain).
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana sejarah muncul aliran Syiah dan Mu’tazilah?
• Bagaimana perkembangan Aliran Syiah dan Mu’tazilah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Syiah dan Mu’tazilah
A. Aliran Syiah
1. Pengetrtian Aliran Syiah
Syi’ah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan seseorang. Kata Syi’ah menurut Ibnu Khaldun berarti As Shahbu wal Ittibaa’u yang artinya pengikut atau partai. Adapun menurut terminologi syariat bermakna mereka yang berkedok dengan slogan kecintaan kepada Ali Ibn Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali Ibn Abi Thalib atau Ahl al-Bait lebih utama dari seluruh shahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm).
2. Latar Belankang Lahirnya Aliran Syiah
Syi’ah merupakan sekte paling tua dalam islam. Mengenai kemunculan Syi’ah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang Siffin. Para pengikut Ali yang disebut Syi’ah itu diantaranya adalah Abu Dzar Al-Ghiffari, Miqad bin Al-aswad, dan Ammar bin Yasir. Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah ibn Saba’ Al-Himyari.
Abdullah ibn Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad saw seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bi Shaba menampakkan sikap ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
3. Ajaran dan Paham Syiah
Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait.
Adapun beberapa paham Syiah yang telah nyata adalah:
1. Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasulullah saw. Adalah Ali ibn Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali ibn Abi Thalib r.a.
2. Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
3. Keyakinan bahwa Ali ibn Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada musuh-musuhnya.
4. Keyakinan bahwa Ali ibn Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib.
5. Keyakinan mengutamakan Ali ibn Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar ibn Khatab.
6. Keyakinan mencaci maki para sahabat selain ahl al-bait.
4. Sekte dan Tokoh Aliran Syiah
a. Al Imamiyah atau Al Itsna ‘Asyariyah atau Rafidhah. Pokok-pokok ajarannya :
1) Bahwa Ali ibn Abi Thalib satu-satunya khalifah yang sah sesudah Nabi.
2) Mereka mengajarkan ajarannya “dua belas imam” yang berurutan satu sama lain dari keturunan Ali dengan Fathimah dan sampai ke Imam al-Mahdi al-Muntadhar. Mereka mengajarkan adanya kemakshuman.
3) Mahdiyan, datangnya imam yang terakhir dan taqiyah.
b. Zaidiyah, tokohnya ialah Zaid bin Ali. Dia mengajarkan bahwa:
1) Imam-imam itu terbatas hanya dari anak cucu Ali dengan Fathimah.
2) Kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman dianggap sah namun kurang utama.
c. Ismailliyah, tokohnya ialah Ismail bin Ja’far Ash Shadiq. Ia diriwayatkan suka minum khamar, sehingga sebagian penganutnya menggugurkan keimamannya dan beralih beriman kepada adik Ismail, yaitu Musa Al Kodhim. Golongan ini membatasi imam-imam hingga yang ketujuh saja. Golongan ini termasuk aliran yang ekstrim yang ajarannya banyak yang melampaui batas.
d. Gholliyah (Ghullat), dipimpin oleh Abdullah bin Saba’, seorang yang semula beragama Yahudi. Golongan ini juga dikenal ekstrim.
B. Mu’tazilah
1. Pengetrtian Aliran Mu’tazilahTerm mu’tazilah merupakan ism fa’il yang berakar dari kata ‘azala-i’tazala, yang berarti memisahkan-menyingkir atau memisahkan diri. secara etimologis bermakna: orang-orang yang memisahkan diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak bisa dipisahkan dengan sosok al-Hasan al-Bashri, salah seorang imam di kalangan tabi’in.
Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada al -Hasan al-Bashri seraya berkata: “Wahai imam dalam agama, telah muncul kelompok yang mengkafirkan pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), mereka adalah kaum Khawarij. Sedangkan kelompok yang lainnya sangat toleran terhadap pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik), mereka adalah Murji’ah umat ini. Bagaimanakah pendapatmu dalam permasalahan ini agar kami bisa menjadikannya sebagai prinsip (dalam beragama)?”
Al-Hasan al-Bashri pun berpikir. Sebelum beliau menjawab, tiba-tiba dengan lancangnya Washil ibn Atha’ berseloroh: “Menurutku pelaku dosa besar bukan seorang mukmin, namun ia juga tidak kafir, bahkan ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan, tidak mukmin dan juga tidak kafir.” Lalu ia berdiri dan duduk menyendiri di salah satu tiang masjid sambil tetap menyatakan pendapatnya tersebut kepada murid-murid al-Hasan al-Bashri lainnya. Maka al-Hasan al-Bashri berkata: “Washil telah memisahkan diri dari kita”atau I’tazala ‘Anna Washil, maka disebutlah dia dan para pengikutnya dengan sebutan Mu’tazilah.(Al-Milal Wan-Nihal,hal.47-48 ).
2. Latar Belankang Lahirnya Aliran Mu’tazilah
Sejarah munculnya aliran mu’tazilah oleh para kelompok pemuja dan aliran mu’tazilah tersebut muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105–110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik ibn Marwan dan khalifah Hisyam ibn Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Hasan al-Bashri yang bernama Washil ibn Atha’ al-Makhzumi al-Ghozzal, kemunculan ini adalah karena Wasil ibn Atha’ berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan mukmin dan bukan kafir yang berarti ia fasik. Imam al-Hasan al-Bashri berpendapat mukmin berdosa besar masih berstatus mukmin. Inilah awal kemunculan paham ini dikarenakan perselisihan tersebut antar murid dan Guru, dan akhirnya golongan mu’tazilah pun dinisbahkan kepadanya. Sehingga kelompok Mu’tazilah semakin berkembang dengan sekian banyak sektenya.
kemudian para dedengkot mereka mendalami buku-buku filsafat yang banyak tersebar di masa khalifah al-Makmun. Maka sejak saat itulah manhaj mereka benar-benar diwarnai oleh manhaj ahli kalam (yang berorientasi pada akal dan mencampakkan dalil-dalil dari al Qur’an dan as Sunnah).
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan.
a. Mu’tazilah I
Muncul sebagai respon politik murni. Golongan ini tumbuh sebahai kaum netral politik, khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali ibn Abi Thalib dan lawan-lawannya, terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair. Menurut penulis, golongan inilah yang mula-mula disebut kaum Mu’tazilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah khilafah. Kelompok ini bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti yang ada pada kaum Mu’tazilah yang tumbuh dikemudian hari.
b. Mu’tazilah II
Muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur’jiah akibat adanya peristiwa tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Mur’jiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa besar.
3. Ajaran-ajaran dan Perkembangannya di IndonesiaMu’tazilah mempunyai asas dan landasan yang selalu dipegang erat oleh mereka, bahkan di atasnya-lah prinsip-prinsip mereka dibangun mereka sebut dengan al-Ushul al-Khomsah (lima landasan pokok). Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Al-Tauhid
Al-Tauhid adalah mengingkari dan meniadakan sifat-sifat Allah, dengan dalil bahwa menetapkan sifat-sifat tersebut berarti telah menetapkan untuk masing-masingnya tuhan, dan ini suatu kesyirikan kepada Allah, menurut mereka (Firaq Mu’ashirah, 2/832). Oleh karena itu mereka menamakan diri dengan Ahlut-Tauhid atau Al-Munazihuuna lillah (orang-orang yang mensucikan Allah).
b. Al-‘Adl (keadilan)
Keadilan adalah keyakinan bahwasanya kebaikan itu datang dari Allah, sedangkan kejelekan datang dari makhluk dan di luar kehendak (masyi’ah) Allah . Dalilnya :
“Dan Allah tidak suka terhadap kerusakan.” (Al-Baqarah: 205)
“Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” (Az-Zumar: 7)
c. Al-Wa’d wa Al-Wa’id
Landasan ini adalah bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-wa’d) bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam Al-Jannah, dan melaksanakan ancaman-Nya (al-wa’id) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan ke dalam An-Naar.
d. Al-Manzilah bain Al-Manzilatain
Bahwasanya keimanan itu satu dan tidak bertingkat-tingkat, sehingga ketika seseorang melakukan dosa besar maka telah keluar dari keimanan, namun tidak kafir. Sehingga ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan
e. Amr Al- Ma’ruf Nahy Al- Mungkar
Di antara kandungan landasan ini adalah wajibnya memberontak terhadap pemerintah (muslim) yang zalim.
4. Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazilah
Tokoh-tokoh mu,tazilah dari khalifah-khalifah Islam yang terang-terangan menganut dan mendukung aliran ini adalah:
1. Yazid bin Walid (Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa pada tahun 125-126 H)
2. Ma`mun bin Harun Ar-Rasyid (Khalifah Bani Abbasiah 198-218 H)
3. Al- Mu`tashim bin Harun Ar-Rasyid (Khalifah Bani Abbasiah 218-227 H)
4. Al- Watsiq bin Al- Mu`tashim (Khalifah Bani Abbasiah 227-232 H)
Diantara golongan ulama Mu`tazilah lainya adalah :
1. Utsman Al- Jahidz, pengarang kitab Al- Hewan (wafat 255 H)
2. Syarif Radhi (406 H).
3. Abdul Jabbar bin Ahmad yang terkenal dengan sebutan Qadhi`ul Qudhat.
4. Syaikh Zamakhsari pengarang tafsir Al- Kasysyaf (528 ).
5. Ibnu Abil Hadad pengarang kitab Syarah Nahjul Balaghah (655).
2.2 Perkembangan Paham Masa ke Masa
a. Aliran SyiahPada periode abad pertama Hijriah, aliran Syi’ah belum menjelma menjadi aliran yang solid. Barulah pada abad kedua Hijriah, perkembangan Syiah sangat pesat bahkan mulai menjadi mainstream tersendiri. Bertahun-tahun lamanya gerakan Syiah hanya berputar di Iran, rumah dan kiblat utama Syiah. Namun sejak tahun 1979, persis ketika revolusi Iran meletus dan negeri ini dipimpin oleh Ayatullah Khomeini dengan cara menumbangkan rejim Syah Reza Pahlevi, Syiah merembes ke berbagai penjuru dunia. Kelompok-kelompok yang mengarah kepada gerakan Syi’ah seperti yang terjadi di Iran, marak dan muncul di mana-mana.
Perkembangan Syi’ah, yaitu gerakan yang mengatasnamakan madzhab Ahlul Bait ini memang cukup pesat, terlebih di kalangan masyarakat yang umumnya adalah awam dalam soal keagamaan, menjadi lahan empuk bagi gerakan-gerakan aliran sempalan untuk menggaet mereka menjadi sebuah komunitas, kelompok dan jama’ahnya.
Perkembangan Syiah di Indonesia terjadi setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun 1979 M, paham Syi’ah Imamiyah (Syi’ah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke Indonesia. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham Syi’ah adalah Husain al-Habsy, Direktur Pesantren Islam YAPI Bangil. Al-Habsy kemudian aktif menyebarkan ideologi Syi’ah dengan kemasan apik dan berslogan persatuan kaum muslimin.
Di Indonesia saat ini kelompok Syiah telah memiliki 300 lebih yayasan dan dua ormas, yakni Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI).
b. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional dan cenderung liberal ini mendapat tantangan keras dari kelompok tradisonal Islam, terutama golongan Hambali, pengikut mazhab Ibn Hambal. Sepeninggal al-Ma’mun pada masa Dinasti Abbasiyah tahun 833 M. Syi’ar Mu’tazilah berkurang, bahkan berujung pada dibatalkannya sebagai mazhab resmi negara oleh Khalifah al-Mutawwakil pada tahun 856 M.
Perlawanan terhadap Mu’tazilah pun tetap berlangsung. Mereka (yang menentang) kemudian membentuk aliran teologi tradisional yang digagas oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (935 M) yang semula seorang Mu’tazilah. Aliran ini lebih dikenal dengan al-Asy’ariah.
Di Samarkand muncul pula penentang Mu’tazilah yang dimotori oleh Abu Mansyur Muhammad al-Maturidi (w.944 M). aliran ini dikenal dengan teologi al-Maturidiah. Aliran ini tidak setradisional al-Asy’ariah tetapi juga tidak seliberal Mu’tazilah.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam. Aliran ini dilatarbelakangi oleh pendukung ahl al-bait yang tetap menginginkan pengganti Nabi adalah dari ahlul bait sendiri yaitu Ali ibn Abi Thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya, salah satunya tentang Imamah.
Aliran kaum Mu`tazilah dipandang sebagai aliran yang menyimpang dari ajaran Islam, dan dengan demikian tak disenangi oleh sebagian umat Islam, terutama di Indonesia. Pandangan demikian timbul karena kaum mu`tazilah dianggap tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh rasio.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan itu kami sangat berharap saran dan masukan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
- Aceh, Abubakar. Perbandingan Madzhab Syi’ah Rasionalisme dalam Islam. Semarang: CV. Ramadhani, 1980
- Anwar, Rosihan. Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010
- Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Sejarah & Pengantar Imu Tauhid/Kalam. Semarang: PT.Puspita. 1999.
- Hanafi, A. Pengantar Theology Islam, Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1995.
- http://www.almanhaj.or.id/content/1985/slash/0
02/09/13
Prinsip Gerak dan Cita-Cita Perjuangan Muhammadiyah
Oleh Abu Abbas Al-Djufrie di MUHAMMADIYAH (Berkas) ·
Sunting Dokumen Kajian Muqaddimah AD Muhammadiyah (Bag IV Terakhir):
Sunting Dokumen Kajian Muqaddimah AD Muhammadiyah (Bag IV Terakhir):
Prinsip Gerak dan Cita-Cita Perjuangan Muhammadiyah
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag
Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
sumber : http://tabligh.or.id/2012/prinsip-gerak-dan-cita-cita-perjuangan-muhammadiyah/
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag
Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
Sebagai naskah ideologis, muqaddimah Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah
memuat prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah, yang wajib diperhatikan
dan diaktualisasikan oleh pimpinan, anggota dan warga Muhammadiyah dalam
berkiprah di dalamnya. Dengan berpegang teguh pada prinsip gerakan
yang diyakini, maka Muhammadiyah secara bersama-sama dapat mencapai
cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah.
Prinsip-prinsip perjuangan yang tertuang dalam muqaddimah AD sebagai
refleksi atas pemikiran dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan yang selalu
dipelajari, diinternalisasi dan diaktualisasikan oleh semua warga
Muhammadiyah akan memperkokoh identitas Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah Islam. Sebagaimana dikemukakan dalam kajian-kajian sebelumnya,
bahwa muqqadimah AD ini memuat tujuh pokok pikiran yang merupakan
prinsip-prinsip dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.
Landasan Perjuangan Muhammadiyah
Prinsip perjuangan Muhammadiyah diawali dengan paradigma tauhidullah.
Bahwa perjuangan Muhammadiyah senantiasa bertumpu pada ajaran tauhid,
baik dalam keyakinan, ucapan maupun tindakan dalam setiap individu
anggota Muhammadiyah, dan dalam amal jama’iy (tindakan kelompok). Kemurnian tauhid, yang bersih dari segala bentuk penyekutuan (syirk) kepada Allah, diyakini akan membimbing setiap amal fardiy (tindakan individu) dan amal jama’iy (tindakan kolektif). Bagi Muhammadiyah prinsip tauhid tidak bisa ditawar-tawar.
Itulah sebabnya Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan pemurnian
(purifikasi), bahkan ada yang memandang Muhammadiyah identik dengan
gerakan Wahabi (yang dimaksud adalah dakwah salafiyah yang dipelopori
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bukan dakwah khawarij ala Wahab
Rostum, yang konon menebarkan kekerasan kepada sesama muslim). Memang
sebutan Wahabi sebenarnya diberikan oleh mereka yang berlawanan dengan
dakwah pemurnian dan pemberantasan Takhayul, Bid’ah dan Churafat
(TBC), agar orang mengira dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sama
dengan Wahab Rostum yang bengis terhadap mereka yang berbeda.
Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang sangat getol
dalam menegakkan tauhid dan memberantas segala bentuk kemusyrikan,
telah berjasa membawa umat Islam untuk senantiasa berkomitmen kepada
Qur’an-Sunnah. Mendorong terjadinya ijtihad dan menekan kecenderungan
taklid buta. Nurcholish Madjid, seorang intelektual muslim yang
dipandang sebagai pelopor liberalisasi pemikiran Islam, menyatakan
secara obyektif, bahwa seandainya tidak ada tokoh seperti Muhammad bin
Abdul Wahhab, sungguh kemusyrikan dan kebid’ahan akan tumbuh subur di
negeri Arab Saudi. Menurut Nurcholish bahwa di Indonesia gerakan yang
cukup berjasa dalam memurnikan pemahaman dan pengamalan Islam adalah
Muhammadiyah yang memiliki unsur-unsur kesamaan dengan Muhammad bin
Abdul Wahhab. Demikian juga pengakuan Harun Nasution.
Tentu menyamakan gerakan Muhammadiyah dan gerakan Wahhabi
tidak bisa serta merta begitu saja. Karena tantangan dan perjalanan
waktu yang berbeda, sudah barang tentu banyak perbedaan metodologis
meskipun substansi sama, yakni mendakwah Islam yang bersumber kepada
Qur’an dan Sunnah serta memurnikannya dari segala bentuk TBC yang
menjangkiti umat Islam.
Prinsip selanjutnya dalam konteks keagamaan adalah bahwa Muhammadiyah
hanya meyakini Islam adalah satu-satunya agama Allah yang akan
menjamin kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan kewajiban
menegakkan dan menjunjung tinggi syariat Allah, di atas hukum-hukum
yang lainnya. Dalam menegakkan dan menjunjung tinggi syariat Allah
tidak ada cara lain, kecuali dengan ittiba’ Rasulullah.
Artinya, pemahaman dan pengamalan syariat Islam harus selalu mengacu
kepada ajaran Rasulullah Saw, tidak menambahi dan mengurangi, tidak
melakukan ifrat, yakni melebih-lebihkan dalam beragama (ghuluw), tetapi juga tidak tafrit (meremehkan, melalaikan bahkan menentang ajaran agama).
Prinsip ini tetap dipegang teguh oleh Muhammadiyah meskipun sering
dituduh kering dalam beragama. Muhammadiyah tidak mengeringkan agama,
karena hanya mengikuti Qur’an dan Sunnah. Muhammadiyah tidak mau
berbasah-basah dengan bid’ah, berbasah-basah dengan syirk,
takhayul dan khurafat. Anggapan kering kepada gerakan pemurnian Islam,
berarti tidak puas terhadap ajaran agama yang ditetapkan oleh Allah dan
rasul-Nya. Kalau beragama mencari kepuasan diri, maka hawa nafsu syaithaniyah
yang akan berbicara, sehingga manusia akan semakin jauh berbasah-basah,
hingga basah kuyup bahkan tenggelam dalam TBC, karena dikemas dengan
kemasan menarik. Namun, bila ridha Allah yang dicari pasti Allah akan
memberikan kepuasan dan ketenangan jiwa dalam menjalani agama.
Prinsip yang lain yang tidak pernah ditinggalkan oleh Muhammadiyah
adalah aktif dan proaktif membina masyarakat, dengan senantiasa melihat
potensi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, agar dakwah Islam dapat
diterima oleh semua lapisan umat. Pembinaan masyarakat meskipun
memperhatikan dan menyesuaikan dengan potensi masyarakat termasuk
potensi budaya dan norma sosial lainnya, Muhammadiyah menerapkan sistem
organisasi yang tertib. Tertib organisasi, baik dalam sistem manajemen
dan kepemimpinan, sistem administrasi ketatausahaan, sistem
administrasi keuangan merupakan pesan ajaran Islam, yang termaktub
dalam Al Qur’an dan al-Sunnah.
Cita-cita Perjuangan: Dunia-Akhirat
Demikian prinsip-prinsip perjuangan Muhammadiyah, yang semua itu
dijalani dalam rangka menggapai cita-cita dan tujuannya. Dengan
berpegang teguh pada prinsip perjuangannya, Muhammadiyah bercita-cita
untuk dapat menghantarkan umat ini membangun negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri yang indah, adil makmur dan sejahtera di bawah naungan Allah yang Maha Pengampun. Sekaligus menuju pintu gerbang jannatun na’im, dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Negeri baldatun thayyibah, artinya negara-bangsa yang
memiliki tatanan indah, yang mampu menjaga dan meningkatkan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyatnya, dengan senantiasa mendekatkan diri kepada
Allah berupa ketaatan menjalankan agamanya baik secara individu maupun
kolektif. Artinya, nilai-nilai agama yang memang selama ini menjadi
sumber inspirasi dan motivasi dalam terciptanya falsafah dan dasar
negara Indonesia, yaitu Pancasila benar-benar hidup dan tegak dalam
setiap jiwa anak bangsa serta mewarnai dan menafasi setiap peraturan
perundangan negara bangsa ini. Sehingga negeri ini senantiasa dalam
ridha dan naungan Allah, Rabb yang Maha Pengampun. Artinya, kalau ada
kesalahan dan kekhilafan yang menimpa pemimpin dan rakyat segera
mendapatkan bimbingan dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah cita-cita dunia.
Tentu cita-cita perjuangan Muhammadiyah tidak berhenti di situ.
Pembinaan jiwa dan masyarakat secara individu dan jamaah untuk tetap
istiqamah di jalan Allah, dengan segala misi dan gerak dakwahnya,
Muhammadiyah memiliki visi yang sangat-sangat jauh, yakni menghantarkan
seluruh umat yang bernaung di bawahnya, baik anggota maupun mereka yang
bersimpati dengan perjuangan Muhammadiyah, untuk dapat meniti jalan
menuju pintu syurga jannatun na’im. Hadanallah wa iyyakum ajma’in. [ ]
sumber : http://tabligh.or.id/2012/prinsip-gerak-dan-cita-cita-perjuangan-muhammadiyah/
01/09/13
10 Konspirasi Besar di Dunia

www. atjehcyber.net Teori konspirasi atau sering disebut Teori Persekongkolan adalah
teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu
atau serangkaian peristiwa adalah suatu rahasia, dan seringkali
memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang
atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.
Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar
dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang
memanipulasi kejadian-kejadian politik.
Konspirasi terbesar pertama adalah insiden jatuhnya UFO Roswell di New
Meksiko pada 1947. Berikut ini 10 konspirasi yang terbesar di dunia
sepanjang sejarah.
10. UFO di Rosswell

Orang menduga itu adalah piring terbang. Namun, AS menjawab, itu
hanyalah kecelakaan balon cuaca. Pada 1989, mantan penjaga makam, Glenn
Denis menyebutkan ia turut terlibat dalam otopsi alien yang dilakukan di
pangkalan udara Rosswell.
Kisah-kisah sekitar tubuh alien atau makhluk asing yang dihancurkan
tidak diangkat ke permukaan sampai beberapa dekade kemudiannya dan pada
kenyataannya tidak seorang pun mempertimbangkan kehancuran Roswell
sebagai bagian dari extraterrestrial (ET) atau makhuluk dari luar bumi
atau hal-hal yang tidak biasa sampai 30 tahun kemudian.
9. Virus AIDS Diciptakan di Laboratorium

Orang lain telah mengklaim bahwa itu diciptakan oleh CIA atau KGB sebagai sarana untuk mengurangi populasi dunia.
Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul
AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling
menakutkan kemudian menutupinya. Tidak sedikit orang yang sudah
mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia.
Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, 30% penduduk
kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah
“senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi
dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap
teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori "monyet
hijau" Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS.
8. Pembunuhan John F Kennedy

Namun, keraguan muncul dari penjelasan yang menyebutkan Oswald adalah
satu-satunya pria bersenjata yang menembak mati Kennedy. Rekaman
iring-iringan yang diambil oleh Abraham Zapruder mendukung keyakinan
bahwa ada empat tembakan yang dilakukan, bukan tiga seperti yang
disebutkan Warren Commission. Rekaman dalam film tersebut juga
menunjukkan sedikitnya ada satu tembakan yang datang dari arah yang
berbeda dengan Oswald.
Ini juga didukung oleh beberapa saksi mata. Banyak yang percaya beberapa
tembakan dilakukan oleh kelompok bersenjata yang bersembunyi di balik
bukit.
Pada 1979, House Select Committee on Assassinations (HSCA) menemukan
kecacatan investigasi yang dilakukan FBI dan Warren Commission. HSCA
juga menyimpulkan ada empat tembakan yang dilakukan dan kemungkinan
terdapat konspirasi di dalamnya.
7. Kelompok Illuminati dan New World Order
Konspirasi terjadi saat kelompok kuat dan rahasia (Illuminati, grup
Bilderberg, dan kelompok rahasia) merencanakan memerintah umat manusia
dengan pemerintahan dunia tunggal.
Banyak peristiwa-peristiwa dalam sejarah disebut-sebut telah direkayasa
oleh kelompok ini dengan satu tujuan, New World Order (NWO).
Kelompok-kelompok ini menggunakan dana politik, rekayasa sosial, kontrol
pikiran, dan propaganda ketakutan berbasis untuk mencapai tujuan
mereka.
Tanda-tanda kehadiran NWO akan ditunjukkan dengan adanya piramida
terbalik di Great Sale di AS, terdapat di Denver International Airport,
dan pentagram dalam rencana kota. Organisasi-organisasi internasional
seperti Bank Dunia, IMF, Uni Eropa, PBB, dan NATO terdaftar sebagai
organisasi pendiri dari New World Order.
6. Konspirasi Buku “Protocols of Learned Elders Zion”

Gagasan tentang adanya sebuah konspirasi Yahudi bukanlah sesuatu hal
yang baru, tentu saja, dan sudah diceritakan secara berulang-ulang oleh
banyak orang yang terkenal termasuk oleh Henry Ford dan Mel Gibson.
Pada tahun 1920, Henry Ford telah mengeluarkan dana untuk memperbanyak
buku "Protocols dari Elders Zion" yang diterbitkan pada tahun 1930-an
hingga setengah juta kopi, dan buku tersebut digunakan oleh Nazi sebagai
alasan untuk melakukan genocidenya – pemusnahan etnik - terhadap Yahudi
(pada kenyataannya, Adolph Hitler membahas "Protokol-protokol" di dalam
buku nya "Mein Kampf").
Meskipun demikian buku tersebut yang telah sepenuhnya diragukan dan
dianggap sebagai sebuah hoax dan kepalsuan itu masih terus dicetak dan
tetap secara luas diedarkan di seluruh dunia.
5. Konspirasi Holocaust Yahudi
Fakta bahwa Holocaust adalah fiksi memang menjadi momok baru bagi para
ahli sejarah. Sejarah yang selama ini mencatat bahwa Perang Dunia Kedua
diidentikkan dengan gerakan fasisme yang dipimpin oleh Hitler mungkin
saja telah menjadi suatu pembohongan mengenai sejarah. Saat ini telah
banyak bukti yang telah menjelaskan bagaimana kemungkinan peristiwa
pembantaian 6 juta orang Yahudi itu adalah sejarah yang salah.
Dalam sejarah yang tercatat, pembantaian ini dilakukan dengan penembakan
massal, kamar gas beracun, maupun dibiarkan mati kelaparan. Selain kaum
Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap ‘tidak disukai’ kaum
Nazi. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jumlah keseluruhan korban jika
dikalkulasi dengan korban tambahan ini diperkirakan dapat mencapai 9-11
juta jiwa.
Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh lebih sedikit dari 6 juta
orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi seperti yang selama ini tercatat
dalam sejarah; bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan
bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di kamp-kamp
konsentrasi.
Public Opinion Quarterly menyimpulkan: “Tidak ada ahli sejarah
terkemuka yang mempertanyakan kenyataan Holocaust, dan mereka yang
mendukung Holocaust denial kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau
neo-Nazi.”
4. NASA Palsukan Pendaratan di Bulan

Pihak yang berpikir NASA melakukan penipuan melihat keganjilan dalam foto dan juga rekaman yang ditunjukkan.
Beberapa di antaranya ialah adanya batu karang dalam permukaan bulan,
bendera yang ditanam Buzz Aldrin bisa berkibar dengan aneh padahal di
bulan tak ada udara, kurangnya bintang di atas angkasa, dan juga
bayangan yang jatuh ke arah yang berbeda.
Beberapa pengamat telah menunjukkan dengan rinci bukti-bukti tipuan yang dilakukan NASA.
3. Elvis Presley Palsukan Kematiannya Sendiri

Klaim ini didukung dengan ribuan penampakan Presley setelah kematiannya.
Alasan utama yang mendukung Presley telah memalsukan kematiannya
terlihat dalam kuburannya.
Dia atas kuburnya, nama tengahnya adalah Aron yang dieja Aaron. Namun
“Aaron” sebenarnya adalah nama tengah dari Presley. Rupanya baik Presley
maupun ayahnya mencoba mengubah namanya menjadi “Aaron” agar mirip
dengan saudara kembar Presley yang telah meninggal, Jesse Garon Presley.
2. Konspirasi Kematian Putri Diana
Kematian Putri Diana pada 31 Agustus 1997, di terowongan jalan raya
Paris, memunculkan sejumlah teori konspirasi. Seperti halnya kasus
kematian John F. Kennedy, gagasan mengenai orang yang dicintai publik
dan figur kelas tinggi yang tiba-tiba terbunuh.
Khususnya untuk seorang Putri Diana. Orang sering mendengar orang-orang
kerajaan yang meninggal karena sudah tua, intrik politik, atau terlalu
banyak makan makanan yang enak, tapi tidak pernah ada yang didapati
telah dibunuh oleh seorang pengemudi yang mabuk.
Tidak seperti umumnya teori konspirasi, untuk kasus ini telah dilibatkan
seorang milyuner yakni Mohammad Al-Fayed, ayah dari Dodi Al-Fayed yang
ikut terbunuh bersama Diana. Al-Fayed mengklaim bahwa kecelakaan
tersebut pada kenyataannya adalah sebuah pembantaian yang dilakukan oleh
para agen intilijen Inggris, atas permintaan dari keluarga kerajaan.
Klaim dari Al-Fayed diuji dan kemudian dibubarkan sebagai sesuatu yang
tidak beralasan oleh sebuah pemeriksaan pada tahun 2006.
Pada tahun berikutnya, 2007, pada pemeriksaan mayat Putri Diana,
menyatakan bahwa, "Teori konspirasi yang dikemukakan oleh Mohamed Al
Fayed diteliti dan diuji, dan ditunjukkan dengan tidak disertai
substansinya." Pada tanggal 7 April pada tahun itu, dewan juri pemeriksa
mayat menyimpulkan Diana dan Al-Fayed telah dibunuh secara melawan
hukum disebabkan kealpaan supirnya yang mabuk dan kejaran paparazzi.
1. Konspirasi WTC, 11 September 2001
Dengan kekuatan web dan juga siaran langsung di televisi, peristiwa yang
terjadi pada 11 September 2001, saat teroris menyerang World Trade
Centre di New York dan Pentagon di Washington, sanggup melebihi
kehebohan insiden Rosswell dan penembakan John F Kennedy.
Meskipun AS mengklaim serangan tersebut direncanakan Al-Qaeda,
investigasi resmi dan tidak resmi terhadap rubuhnya menara kembar
tersebut menyimpulkan bahwa kegagalan struktural terjadi dalam peristiwa
tersebut. Konspirasi disebut-sebut terjadi dalam peristiwa ini.
Sekelompok besar orang yang disebut 9/11 Truth Movement, menemukan bukti
bahwa pesawat tidak menghantam Pentagon dan WTC. Kejadian tersebut
karena pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Sebab,
terdengar ledakan dalam pesawat bahkan sebelum ia menabrak menara
kembar.
Beberapa pihak meyakini pemerintah AS telah mengetahuinya, namun tak
menghentikan serangan tersebut. Mereka yakin pemerintahan George W. Bush
menutup mata dengan sengaja membiarkan serangan-serangan itu terjadi,
karena ingin mengibarkan peperangan dengan negara Timur Tengah,
khususnya Irak dan Afghanistan. | atjehcyber
Perkembangan Pengetahuan Manusia
Oleh: Agus Purwadi
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural
science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam
alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A. MANUSIA YANG BERSIFAT UNIK
Ciri-ciri manusia
a. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya
b. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan
keluar)
c. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
d. Memiliki potensi untuk berkembang biak
e. Tumbuh dan bergerak
f. Berinteraksi dengan lingkungannnya
g. Sampai pada saatnya mengalami
kematian
Manusia adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain namun
dengan akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dengannya manusia dapat
hidup dengan lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat
itulah sifat unik dari manusia.
B. KURIOSITAS ATAU RASA INGIN TAHU
DAN AKAL BUDI
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct)
/idle curiosity; naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan
kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai
naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus
berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan. Sesuatu masalah yang
telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu
pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa.
Contoh: tempat tinggal manusia purba sampai manusia modern, contoh lain
seperti penyakit setelah ditemukan obat suatu penyakit, ada penyakit lain lagi
yang dicoba untuk dicari obatnya (HIV AIDS)
C. PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN
MANUSIA
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu
terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan
penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan.
Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada
pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa
gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat
diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu
yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah
ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman
Babilonia yaitu kira-kira
700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan
setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan
bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal
bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu
tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari.
Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo
science (sains palsu).
Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya
yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah:
a. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah
saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat
jam dengan tongkat.
b. Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan
semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu
bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c. Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes,
justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan
seperti apa adanya.
d. Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah
empat: yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras
untuk segitiga siku-siku; sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan
bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk
matahari (geosentris)
e. Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada
suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom,
istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras,
ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak.
Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g. Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda
dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya
hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Seperti
serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang
benar adalah idea serangga.
h. Aristoteles merupakan ahli pikir,
ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak
masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam
yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud
tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi,
dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud
sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan
bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka
ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang
klasifikasi hewan yang ada di muka bumi ini.
i. Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah
pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang
penyangga.
j. Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli di bidang
kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli
ilmu pengetahuan asli dan kontemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan
filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan
Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
D. LAHIRNYA ILMU ALAMIAH
Panca indera akan memberikan
tanggapan terhadap semua rangsangan di mana tanggapan itu menjadi suatu
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya
kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan,
yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring
berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya.
Pertambahan pengetahuan didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang
bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami
hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan
pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan
pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan
kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science)
E. KRETERIA ILMIAH
Pengetahuan masuk kategori Ilmu
Pengetahuan, bila kriteria berikut dipenuhi yakni: teratur, sistemastis,
berobyek, bermetoda dan berlaku secara universal.
Contoh: 1. logam yang dipanasi memuai, di mana saja tempatnya sama. 2.
Gravitasi Bumi.
F. METODE ILMIAH DAN
IMPLEMENTASINYA
Segala kebenaran dalam ilmu
Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai langkah pemecahan atau prosedur
ilmiah dapat sebagai berikut :
1. Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat, mendengar,
merasakan, mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2. Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata lain adalah
dengan mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.
3. Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang kita
ajukan.
4. Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat
dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan lampu (sinar biru)
5. Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah berikutnya
yaitu teori. Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti
yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun dengan keterbatasan
tertentu. Maka disusun teori. Dengan teori-teori yang dikemukakan maka dapat
diaplikasikan terhadap kebutuhan manusia seperti pengusiran serangga atau
perangkap nyamuk (terkait dengan teori pencahayaan.
G. KETERBATASAN ILMU ALAMIAH
Untuk itu perlu dilakukan pengujian sampai di mana berlakunya
metode ilmiah dan di mana metode ilmiah tidak berlaku. Untuk itu kita perlu
memperhatikan: Pertama, Bidang ilmu Alamiah, yang menentukan bidang ilmu
alamiah adalah metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana
metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non ilmiah adalah wahana di mana
metode ilmiah tidak dapat diterapkan. Contoh hipotesa tentang keberadaan tuhan merupakan
konsep yang tidak bisa menggunakan metode ilmiah dan apabila menggunakan konsep
ini bisa menyebabkan orang Atheis.
Kedua, tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan
menggunakan teori. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran
sementara; dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah "Teori".
Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami perubahan (contoh
teori tentang bumi ini bulat)
Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu
alamiah tidak menentukan moral atau nilai suatu keputusan . Manusia pemakai
ilmu alamiahlah yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya.
Contoh penemuan mesiu atau bom atom.
H. FILSAFAT ILMU ALAMIAH
Yang menjadi objek I. A adalah
semua materi dalam alam semesta ini. IA meneliti sumber alam yang mengaturnya.
Pertanyaan tentang siapa yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat.
Untuk itu ada 3 pandangan tentang
filsafat ilmu alamiah.
1. Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang
menyatakan adanya kekuatan di luar alam. Kekuatan itu memiliki peranan yang
esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta ini. (misalnya
Tuhan). Pendapat ini ditentang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu
alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat dianalisis secara
eksperimen dan empiric tanpa melibatkan Tuhan.. Atau harus cocok dengan metode
ilmiah.
2. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam
semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini
menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya
berdasar peristiwa fisika–kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada
mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak
ada. Dengan begitu dapat menghanyutkan manusia ke pandangan materialisme yang
selanjutnya kepada atheisme.
3. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan
vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, di mana aliran ini melepaskan
atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran
ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, sementara aspek Tuhan sebagai
Sang Kreator Agung jagat raya diabaikan. Aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan
Barat.
I. BAHASA ILMU ALAMIAH
Adalah bahasa kesatuan yang utuh
sebagai bentuk bahasa ilmu alamiah yang merupakan bahasa universal. Contoh: Air
(Indonesia), Water(Inggris) bahasa ilmiahnya H2O
J. KETERBATASAN INDERA MANUSIA
Berdasarkan penelitian terhadap
indera, manusia mempunyai kisaran (range) yang sangat terbatas
Penglihatan, terutama terhadap cepat atau lambatnya benda bergerak (riak air atau
kecepatan cahaya, atau penglihatan kita sewaktu naik kereta api yang di sampingnya
terdapat pohon.
Pendengaran, manusia mempunyai kemampuan
pendengaran dengan kisaran frekuensinya 30-
30.000 Hertz
Pengecapan dan pembauan, manusia selain mempunyai kemampuan tersebut juga mempunyai
keterbatasan pembauan dan pengecapan terhadap benda yang ada dialam.
Indra kulit, manusia mampu membedakan antara
panas dan dingin secara kasar, namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga
penginderaan sering menimbulkan salah kesan dan informasi, seperti perpindahan
seseorang dari ruang panas ke dingin dibanding dengan orang yang berada
diruangan yang tidak begitu panas.
K. PENINGKATAN DAYA PENGINDERAAN
Peningkatan daya indra dapat
dilakukan sehingga diperoleh hasil yang tepat dapat dilakukan dengan :
1. Latihan, contoh pengindraan tentang bau dan bunyi
(kualitas minuman anggur, teh, alat musik)
2. Peningkatan Kewaspadaan, tingkat kewaspadaan sangat
dipengaruhi oleh minat yang menyebabkan kesimpulan berbeda, dapat dilihat
pendapat beberapa orang tentang satu etalase atau laporan dari kecelakaan dari beberapa
orang.
3. Kalibrasi Instrumen (peneraan adalah membandingkan instrumen
dengan standar yang ada.
4. Pengecekan, merupakan hal yang baik untuk menghindari kekeliruan.
5. Eksperimen, penginderaan dalam kondisi yang dikontrol
dengan eksperimen kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat
mempengaruhi terhadap suatu perubahan.
6. Penginderaan yang meliputi analisis dan sintesis, pengamatan
terhadap bagian-bagian atau pengamatan secara keseluruhan.
7. Instrumen baru, bisa melakukan pengindraan baru. Seperti
lie detector, teleskop, satelit dll.
8. Pengukuran, merupakan ketrampilan tersendiri, contoh
dalam pembuatan mesin atau arsitektur.
L. PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUAN
Berdasarkan beberapa argumentasi
ilmu pengetahuan dibedakan atas :
a. Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial,
yang selanjutnya dibagi atas :
1. Psikologi, yang mempelajari proses mental dan tingkah laku
2. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju
ke suatu tujuan
3. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani,
sosial, kebudayaan dan tingkah laku social-budaya masyarakat.
4. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek
system sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya
5. Sejarah, pencatatan peristiwa-persitiwa yang telah terjadi pada
suatu bangsa. Negara atau individu
6. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang
produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
7. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang
asal-usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
b. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:
1. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan
perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik
kelistrikan, teknik nuklir
2. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan
materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia
organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat
diciptakan seperti plastik, bahan peledak
3. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk
hidup
Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk
hidup
Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh
makhluk hidup
Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup
yang merupakan serentetan sel sejenis
Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu.
c. Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah
satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa
dengan benda angkasa lainnya.
1. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi
dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batubatuan), vukanologi
(gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral)
2. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam
semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya
dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)